Tomy bertanya pada dirinya sendiri. Kalau Gen-Z memang seperti apa yang dikatakan oleh para psikolog, money politic itu akan sangat rentan pada generasi ini. Kemungkinan mereka akan menerima uang yang diberikan oleh caleg-caleg itu. Wajar mereka sangat membutuhkan. Tetapi jika ini diterus-teruskan, akan berdampak buruk bagi masa depannya.
"Ah.... Memang generasi ambyar," desahnya sekali lagi.
"Ya sudah, memang sudah saatnya generasi ambyar mengingatkan generasi ambyar yang lain, mungkin yaa..," akhirnya ia tenangkan dirinya sendiri.
Sebagai pemuda yang memiliki kesempatan yang mungkin tidak dimiliki oleh pemuda yang lain, Tomy sangat ambisius ingin menyadarkan orang-orang seumurannya untuk sadar politik uang yang bersifat fana itu. Jadi caleg jalan ninjanya.
Tiba-tiba air dari atas mengguyur wajahnya. Genteng kamarnya bocor. Memang ini sedang musim hujan. Sontak Tomy bangun dengan wajah kusut. Ia berulang kali mengucek-ngucek matanya. Hem.... Ternyata itu semua hanya mimpi. Ah.... Ya sudahlah, kadang mimpi kalau tidak direalisasikan selamanya akan tetap menjadi mimpi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H