Mohon tunggu...
Hamzah Najmuddin
Hamzah Najmuddin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kontribusi Ismail Raji al- Faruqi dalam Historiografi Islam

20 Juni 2024   10:29 Diperbarui: 20 Juni 2024   14:19 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ismail_Raji_Al-Faruqi

Kontribusi Ismail Raji al- Faruqi dalam Historiografi Islam

Ismail Raji al-Faruqi merupakan seorang sarjana muslim yang terkenal karena kontribusinya dalam bidang historiografi. Beliau lahir di Palestina, tepatnya di wilayah Jaffa pada tahun 1921, nantinya Al- Faruqi akan dikenal sebagai seorang intelektual yang terpelajar dan dihormati di dunia Muslim. Sebelum melanjutkan ke pembahasan, penulis ingin menjelaskan terlebih dahulu apa itu Historiografi Islam.

Historiografi dapat dibilang sebuah karya mengenai sejarah yang diabadikan dalam bentuk tulisan atau lisan yang kemudian dicatat. Penulisan sejarah terbagi menjadi ke dalam tiga jenis, yaitu histriografi tradisional, historiografi kolonial dan historiografi modern. Secara keseluruhan karya yang dihasilkan dari historiografi tradisional yang narasinya didominasi oleh unsur Islam adalah historiografi Islam.

Penulisan sejarah dalam historiografi Islam yang dilakukan oleh para umat muslim sebagian besar tulisannya ditulis dalam bahasa Arab. Pada awal perkembangan historiografi Islam pun hanya berisi tentang penciptaan bumi, turunnya Nabi Adam dan kisah para Nabi, serta Riwayat hidup Nabi Muhammad. Seiring berjalannya waktu, historiografi Islam pun mulai mengalami perkembangan. Salah satu buktinya adalah di dalam penulisan sejarah sudah mulai banyak digunakan untuk menjelaskan serta memaparkan gejala-gejala tentan keadaan manusia dalam urutan kronologisnya.

Dalam sejarahnya sendiri, penulisan sejarah Islam tidak langsung dipengaruhi oleh Persia dan Yunani, melainkan penulisan sejarah Islam masih bersifat Arab murni. Bahkan di Persia sendiri penulisan sejarah menjadi sebuah tradisi sastra yang paling dihormati, dan sudah dimulai dari abad kesepuluh hingga akhir abad kesembilan belas. Karya yang dihasilkan pun dibilang cukup banyak dan sering kali ditulis dalan bentuk prosa atau syair. 

Periode Islam pun berkontribusi dalam menghasilkan karya sejarah, salah satunya ialah karya-karya yang dihasilkan di negara yang berbahasa Persia. Banyak dari para pemimpin, sejarawan, cendekiawan dan bahkan elit dari berbagai wilayah di India, Kehkhanan dari Asia Tengah, berbagai kota di Iran, dan Afghanistan, serta termasuk juga wilayah Ottoman yang telah menghasilkan berbagai macam manuskrip sejarah dan buku cetakan litograf dalam bahasa Persia. Bahasa Persia juga menghasilkan beberapa mata pelajaran yang diantaranya mata pelajaran tersebut meliputi sastra perjalanan, sejarah dunia, peristiwa terkini, dan mata pelajaran tradisional seperti sejarah peradaban Islam.

Salah satu cendikiawan muslim yang berkontribusi dalam historiografi Islam adalah Ismail Raji al- Faruqi. Beliau lahir di Palestina, tepatnya di wilayah Jaffa pada tahun 1921, nantinya Al- Faruqi akan dikenal sebagai seorang intelektual yang terpelajar dan dihormati di dunia Muslim. Ismail Raji al-Faruqi mengenyam Pendidikan dasarnya di College des Freres, Lebanon, dari tahun1926 hingga tahun 1936. Setelah selesai mengenyam Pendidikan dasar, Al-Faruqi kemudian melanjutkan pendidikannya The American University, Beirut. 

Al-Faruqi kembali ke tanah kelahirannya, yaitu Palestina setelah mendapatkan gelar sarjananya pada tahun 1941. Setelah kembali ke Palestina, beliau kemudian menjadi pegawai  pemerintahan Palestina, di bawah mandat Inggris selama empat tahun, sebelum pada akhirnya beliau diangkat menjadi gubernur Galilea yang terakhir. Pada tahun 1947 wilayah yang dipimpin oleh Al-Faruqi jatuh ke tangan kekuasaan Israel, hal tersebut menyebabkan Al-Faruqi memilih untuk hijrah ke Amerika Serikat.

Pada zaman ini banyak sekali peristiwa dimana orang yang berbeda agama saling membuat keributan, bahkan sampai pada satu pihak menyebabkan sebuah Islamhopobia, ini terjadi karena banyak dari orang yang berbeda keyakinan menutup pemikirannya dan saling menyalahkan tanpa tahu fakta yang sebenarnya. Masalah demikian pun pernah dialami oleh Ismail Raji Al-Faruqi, sehingga beliau menekankan pada promosi pemikiran dan pemahaman Islam melalui dialog antar agama.

Dalam menumbuhkan rasa saling menghormati antar umat beragama, Ismail Raji Al-Faruqi percaya bahwa dengan cara menumbuhkan pengertian dan kerja sama antar umat beragama itu dapat menyatukan dan juga akan menumbuhkan rasa saling menghormati, meskipun mereka berbeda agama antara satu dengan yang lainnya. Selain keterllibatannya dalam dialog antar umat beragama, beliau juga banyak menerbitkan karya yang membahas tentang perbandingan antar agama dan teologi. Beliau menerbitkan karya tersebut dengan harapan agar tidak terjadi sebuah kesenjangan antar agama yang berbeda.

Perannya yang sangat besar dalam bidang keilmuan Islam dan dialog antar agama, menjadikannya sebagai tokoh cendikiawan muslim yang disegani dan sangat berpengaruh dikalangan akademisi maupun dikalangan keagamaan. Beliau terus melanjutkan dialog antar agamanya, dan memilih untuk terus berkontribusi terhadap peradaban manusia dengan cara memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai agama Islam.

Tidak hanya memiliki peran dalam dialog antar agama, Ismail Raji Al-Faruqi dikenal pula sebagai seorang tokoh yang produktif di bidang historiografi Islam. Beberapa karyanya pun banyak berfokus pada interpretasi sumber-sumber sejarah, memahami konteks sosial dan politik dimana mereka diproduksi, dan mengenali beragam perspektif sejarah Islam.

Dalam historiogafi Islam, Ismail Raji Al-Faruqi menekankan untuk memahami sejarah beliau menekankan untuk  memahami konteks historis dimana sumber-sumber tersebut ditulis. Seperti apa yang dilakukan beliau yang pemikirannya selalu kritis terhadap sumber-sumber sejarah Islam. Dalam menginterpretasikan sejarah Islam, Ismail Raji Al-Faruqi menggaris bawahi perlunya menerapkan perspektif yang beragam, termasuk perspektif sosial, politik, dan gender.

Ismail Raji Al -Faruqi percaya bahwa dalam perkembangan ilmu pengetahuan tidak lepas dari kontribusi para intelektual Muslim. Perkembangan ini mencakup ilmu pengetahuan, seni dan filsafat. Perkembangan ilmu pengetahuan dipercayai oleh Al-Faruqi sebagai warisan dari para intelektual Muslim di zaman sebelumnya yang bekerja sama dengan intelektual non-muslim. Karena alasan ini lah yang mendorong Ismail Al-Faruqi melakukan dialog antaragama selama hidunya, dengan harapan ia dapat membangun sebuah kerjasama dan pemahaman antara agama non Muslim dengan agama Islam, dan dari kerjasama tersebut ia berharap meskipun ada sebuah perbedaan namun tetap dapat menghormati satu sama lain.

Karya-karyanya yang mencakup metodologi sejarah, pemahaman sejarah, intelektual Islam, dan interpretasi kritis masih dapat kita pakai dan tentunya masih terus dihargai oleh para intelektual Muslim, maupun intelektual non-Muslim. Meskipun beliau telah meninggal pada tahun 1986 namun karyanya dan pemikirannya masih bisa kita dapati hingga saat ini. Pemkirannya membantu kita dan para cendikiawan yang lain dalam melihat dan memahami sejarah Islam yang dengan cara yang lebih sehat dan tentunya berdasarkan fakta sebenarnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun