Mohon tunggu...
Hamzah Alfaris
Hamzah Alfaris Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dulu, Desa Dramaga Pusat Ikan Gurame, Sekarang Hilang ke Mana?

31 Mei 2022   01:45 Diperbarui: 31 Mei 2022   02:20 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar DramagaSumber : Dokumentasi Pribadi

Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Bentang lautan yang hampir mencapai tiga per empat bagian dari keseluruhan luas wilayah tentunya menyimpan begitu banyak potensi yang ada didalamnya. 

Kendati demikian, selain dikenal sebagai negara maritim, Indonesia juga di cap sebagai negara agraris. Indonesia yang dilewati oleh garis khatulistiwa ini menyimpan begitu banyak kekayaan agraria lengkap dengan berbgai problematika agraria yang menghiasi negeri ini.

Bagi kebanyakan orang, hal pertama yang terlintas di pikiran apabila berbicara dengan lautan adalah mengenai kekayaan ikan yang ada didalamnya. 

Ya, meskipun Indonesia merupakan negara maritim, potansi ikan tidak hanya berasal dari sektor perikanan laut saja. Potensi perikanan air tawar juga cukup menjanjikan, salah satunya adalah perikanan gurame yang ada di Desa Dramaga, Bogor, Jawa Barat.

Menurut cerita sejarah warga Desa Dramaga, pada awal tahun 90an, Dramaga merupakan sentra perikanan gurame bagi daerah Jabodetabek. Pada era tersebut, hampir seluruh kegiatan perekonomian di Desa Dramaga bergantung pada peternakan ikan gurame. Kegiatan peternakan ikan gurame dilaksanakan di kolam-kolam milik para peternak yang notabane merupakan warga lokal Dramaga.

Pada masa tersebut, seluruh kegiatan perikanan gurame dari mulai pembenihan hingga panen dilaksanakan di kolam-kolam milik warga. Masyarakat setempat menyebut beberapa istilah proses dalam kegiatan perikanan mulai dari nguku (proses pemeliharaan ikan sebesar kuku jari), nyilet (proses pemeliharaan ikan sebesar ukuran silet), nyuper (pemeliharaan ikan sebesar bungkus rokok), dan panen. 

Proses tersebut dilakukan di tempat yang berbeda, sehingga kegiatan tersebut terintegrasi dan hampir seluruh warga Dramaga terlibat dalam kegiatan tersebut.

"Pada era tersebut, sektor perikanan di Dramaga cukup berhasil. Kami mampu memasok kebutuhan ikan gurame untuk daerah Depok, Tangerang, dan Sawangan. Kami hampir menyediakan permintaan kebutuhan mereka setiap hari." kata Heri selaku tokoh masyarakat sekaligus mantan peternak ikan gurame di Dramaga.

Dibalik keberhasilan Dramaga dalam melangsungkan perikananya, ditemukan beberapa kendala yang menjadi salah satu faktor mengapa sekarang perikanan gurame di Dramaga sudah hampir sirna.

Permasalahan utama yang dihadapi adalah karena terus naiknya harga pakan tetapi harga jual ikan yang statis menjadikan sektor perikanan Dramaga mulai menurun. Terlepas dari itu, ditemukan pula permasalahan kesehatan atau penyakit pada ikan gurame sehingga panen yang dihasilkan tidak optimal.

Lalu, permasalahan yang tak kalah menarik untuk dikaji adalah mengenai konversi lahan. Seiring dengan perkembangan zaman, pembangunan di Desa Dramaga mulai massif dilakukan. Banyak dari kolam-kolam ikan tersebut beralih wujud  dan fungsi menjadi bangunan-bangunan perumahan.

"Saya juga terdampak dari adanya pembangunan tersebut. Kasusnya, posisi lahan (kolam) saya berada di tengah-tengah kolam yang sudah dijual untuk perumahan, mungkin gak saya bertahan diantara lahan yang sudah dijual?" ujar Heri

Seiring berjalannya waktu, pembangunan di Desa Dramaga kian marak dilakukan, lahan pertanian yang tak seberapa dan kolam-kolam ikan yang tersisa juga turut beralih fungsi menjadi bangunan-bangunan rumah.

Dengan hilangnya lahan (kolam) sebagai sumber mata pencaharian masyarakat Dramaga, mereka pun harus beradaptasi dengan pekerjaan baru untuk tetap memberikan penghidupan kepada keluarga meraka. Banyak dari mereka yang beralih profesi menjadi buruh harian lepas, pegawai swasta, penyedia jasa, hingga pedagang.

Pasar DramagaSumber : Dokumentasi Pribadi
Pasar DramagaSumber : Dokumentasi Pribadi

Kini, kolam-kolam ikan yang ada di Dramaga tersisa dalam hitungan jari saja. Konversi lahan sudah terjadi disetiap penjuru Desa Dramaga. 

Beruntungnya, ditengah maraknya pembangunan yang menjadikan hilangnya potensi perikanan Dramaga, Desa Dramaga memiliki pasar yang kini menjadi jantung mata pencaharian warga setempat. 

Di kemudian hari, kolam-kolam yang tersisa juga diprediksi akan ikut menghilang. Kini warga Desa Dramaga bergantung kepada berbagai macam profesi yang mereka tekuni, termasuk bergantung pada pasar yang ada.

Penulis : Hamzah Alfaris

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun