Mohon tunggu...
Hamzah Abdurrahman
Hamzah Abdurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Mahasiswa Aktif Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Security Dilemma 2.0: Mencari Keseimbangan antara Keamanan Manusia dan Keamanan Militer

8 Mei 2023   23:38 Diperbarui: 8 Mei 2023   23:44 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia yang terus berkembang, definisi keamanan pun turut berkembang tidak hanya untuk mencakup konsep tradisional keamanan yaitu pertahanan keamanan militer, tetapi juga keselamatan dan kesejahteraan individu dan masyarakat yang juga disebut keamanan manusia. Saya ingin menawarkan sebuah ide yang ingin saya sebut sebagai Security Dilemma 2.0. Konsep ini merupakan ekstensi dari dilema keamanan tradisional, menjelaskan kompromi dan ketegangan inheren antara memprioritaskan keamanan manusia dan mempertahankan keamanan militer yang kuat.

Mari kita telaah terlebih dahulu relevansi keamanan manusia, keamanan militer, dan bagaimana kedua hal tersebut berinteraksi dalam Dilema Keamanan 2.0 sebelum membahas lebih dalam kompleksitas konsep baru ini.

Memahami Keamanan Manusia


Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagaimana tercantum dalam resolusi Majelis Umum 66/290, “keamanan manusia adalah suatu pendekatan untuk membantu Negara Anggota dalam mengidentifikasi dan mengatasi tantangan yang meluas dan lintas sektoral terhadap kelangsungan hidup, mata pencaharian dan martabat rakyat mereka.” Ia menyerukan “respons yang berpusat pada manusia, komprehensif, spesifik atas konteks, dan berorientasi pada pencegahan yang memperkuat perlindungan dan pemberdayaan semua orang.”

Berdasarkan itu, keamanan manusia bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan yang tersebar luas dan lintas sektoral yang mengancam kelangsungan hidup, mata pencaharian, dan martabat individu. Ini mencakup keamanan ekonomi, pangan, kesehatan, lingkungan, pribadi, komunitas, dan politik. Dengan mengadopsi pendekatan yang komprehensif untuk kesejahteraan manusia, keamanan manusia berupaya memberikan kebebasan dari keinginan dan kebebasan dari rasa takut.

Keamanan manusia, pada hakikatnya, menempatkan manusia sebagai fokus pertimbangan keamanan. Keamanan manusia memprioritaskan perlindungan hak asasi manusia melalui jaminan akses ke kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan. Ini juga mencakup kondisi sosial ekonomi, pendidikan, kesetaraan gender, dan kebebasan dari kekerasan dan diskriminasi.

Salah satu aspek penting dari keamanan manusia adalah pengakuan bahwa individu dan komunitas bukanlah subjek keamanan yang pasif, melainkan secara aktif terlibat dalam kesejahteraan mereka sendiri. Memberdayakan individu untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan, mendorong inklusi, dan mengakui otonomi manusia adalah komponen penting dari keamanan manusia.

Pentingnya Keamanan Militer

Keamanan militer dalam konteks ini adalah keamanan nasional yaitu kemampuan suatu negara-bangsa untuk mempertahankan diri dan mencegah agresi militer, serta menegakkan pilihan-pilihan kebijakannya melalui penggunaan kekuatan militer. Menurut Kamus Istilah Militer dan Terkait Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Keamanan Nasional adalah istilah kolektif yang mencakup pertahanan negara dan hubungan luar negeri negara dengan tujuan untuk memperoleh: a. Keunggulan militer atau pertahanan atas negara atau kelompok negara asing mana pun; B. Posisi hubungan luar negeri yang menguntungkan; atau c. Postur pertahanan yang mampu menahan tindakan bermusuhan atau destruktif dari dalam atau luar, terbuka atau terselubung.  

Mempertahankan keunggulan dan kesiapan militer sangat penting untuk menghalangi musuh potensial dan memastikan keamanan nasional. Ini termasuk evaluasi berkelanjutan, rekrutmen, pelatihan, dan retensi personel militer. Untuk mempertahankan kekuatan militer yang mampu dan efektif, pembuat kebijakan dan pemimpin pertahanan harus terus-menerus menilai dan menyesuaikan strategi perekrutan untuk menghadapi tantangan yang terus berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun