“Kutahu cintamu begitu iklas kepadaku. Demikian pula aku yang begitu tulus menerimamu. Semoga kelak, Tuhan mempersatukan kita di surga. Engkau hanya lebih dahulu pergi, dan aku pasti akan menyusulmu. Engkau telah menunaikan janji, tapi tidak untuk hidup bersama, melainkan janji lebih duluan dijemput maut karena dirimu telah khianat dan ingkar. Tak pantas bagiku menangisi kematianmu. Namun, sungguh Aku merindukanmu”.
Balanipa, 14 Agustus 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!