Mohon tunggu...
Hamzah Palalloi
Hamzah Palalloi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

masih belajar menulis, masih belajar membaca dan masih belajar memberi makna. senang rasanya jika berbagi dengan orang lain. banyak berdomisili di jakarta, tetapi bermukim di Kota Baubau-Sulawesi Tenggara..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kolut, Surga Baru di Teluk Bone-Sulawesi Tenggara

31 Juli 2015   19:33 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:16 10494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="emmm....gadis kota Lasusua-Kolut (foto penulis)"]

[/caption]

Dari matra gunung dan lembah, Kolut memiliki nilai plus dibanding daerah lainnya di Sulawesi Tenggara. Gunung-gunung di sana bertabur tanaman cengkeh dan kakao serta tanah-tanah yang memiliki kandungan tambang nikel yang umumnya masih dikuasai oleh konsesi PT. INCO, perusahaan tambang nikel internasional terbesar di Indonesia bahkan di Asia.

Kolut memang dikenal sebagai kabupaten yang kaya di Sulawesi Tenggara, bahkan ketika Indonesia dilanda krisis moneter di tahun 1999, Kolut malah digelari sebagai daerah ‘Dollar’ di Indonesia. Itu karena hasil panen cengkeh dan kakao yang melimpah setiap tahunnya. Saat krisis melanda justru pengiriman jamaah haji terbesar di Indonesia, berasal dari daerah ini, bahkan di sana mobil-mobil mewah gampang dijumpai saat itu.

[caption caption="menikmati sarana offroad Kolut yang memancing adrenalin (foto penulis)"]

[/caption]

Masih dari kawasan pegunungan, kreatifitas remaja disana juga patut dibanggakan, sejumlah komunitas adventure juga hadir di sana, baik pengendara roda empat dan roda dua dengan melintasi rute menembus gunung dengan kemiringan jalan 45 derajat. Amat memancing adrenalin. Hampir setiap pekan ada saja komunitas yang melintasi penanjakan itu. Padahal dulu jalan-jalan itu hanya bisa dilintasi petani pejalan kaki dan penunggang kuda. Tetapi adrenalin Anda akan terjawab dengan keindahan alam Kolut ketika berada di kawasan puncak. Sebab panorama Kota Lasusua Malam hari begitu jelas tampak dari ketinggian.

Satu hal yang cukup unik di sana, di kawasan pegunungan yang anda temui saat melakukan offroad, terdapat dua kampung yang namanya sama persis dengan bangsa moro di Fhilipina, yakni kampung Moro. Begitu juga dengan terdapat nama desa bernama Majapahit. Tak ada satupun narasumber yang ditemui penulis bisa menjelsakan asal muasal kata ‘moro’ dan majapahit. Sebab penduduk di sana mayoritas bersuku Bugis dan Mekongga. Hanya segelitir manusia yang berasal dari Pulau Jawa.

[caption caption="dimana-mana, di gunung-gunung ya tanaman cengkeh dan kakao (foto penulis)"]

[/caption]

Apresiasi buat Bupati Rusda Mahmud
Menceritakan keindahan Kolut dan ibukotanya Lasusua, menjadi tak adil rasanya jika tak memberikan apresiasi dan rasa hormat buat Bupati Kolut, Rusda Mahmud. Pemimpin sederhana, kreatif, tetapi dinilai tegas dalam mengambil keputusan dalam membangun wilayahnya. Perbincangan penulis dengan Bupati, ia bukanlah tipe kepala daerah yang birokratis, bahkan kurang respon dengan pencitraan.”terasa malu di ekspos, nanti disebut pencitraan lagi. Lebih baik bangun Kolut dengan mengandalkan potensi kekuatan local. Saya akui daerah ini kurang publikasi. Bagi saya jauh lebih penting membangun apa yang dibutuhkan rakyat Kolut, ketimbang publikasi berlebihan sementara minim karya,” katanya datar.

Duh…begitu nikmat menuliskan perjalanan ke daerah ini..dan tak ada cerita panjang lagi, kecuali dengan kalimat, berkunjunglah ke Kolut, jangan hanya mendengarnya dari cerita-cerita. Kata Bupati Rusda Mahmud…”Jatuh cinta datangnya dari mata turun ke hati..bukan dari telinga turun ke hati…”hehehehe…terasa sangat filosofis, dan tentu terasa membanggakan jika bertemu pemimpin-pemimpin sekelas Pak Rusda Mahmud, yang selalu bekerja untuk rakyatnya, tanpa tepuk riuh. Patut ditiru pemimpin daerah lainnya di Indonesia…(**)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun