Mohon tunggu...
Hanna Mutiara
Hanna Mutiara Mohon Tunggu... Freelancer - Learning by doing

hanya manusia yang masih belajar menuangkan pikiran dan perasaan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pengaruh Keputusan Politik terhadap Usaha Membangun Manusia Indonesia Berdaya Saing Global

23 Februari 2020   23:58 Diperbarui: 24 Februari 2020   00:06 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Persaingan antar negara di dunia, esensinya merupakan persaingan antara manusia dengan manusia lainnya, khususnya persaingan kompetensi antar manusia di dunia. Sejalan dengan perubahan dunia dengan segala kemudahan serta tantangannya, maka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dimiliki dan dikembangkan oleh setiap bangsa di dunia. Perang ideologi dan perang fisik yang kerap menghancurkan, telah ditinggalkan oleh banyak negara. Karena yang ada pada perkembangan umat manusia kedepan adalah perang urat syaraf, perang IPTEK, dan perang dagang. Hanya kecil kemungkinan tiap bangsa memilih untuk kembali perang fisik.


Agar suatu bangsa dapat menang dan langgeng dalam segala persaingan termasuk ekonomi, syaratnya adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna untuk menghasilkan barang dan jasa. Fokus pembangunan yang dilakukan saat ini adalah bagaimana manusianya mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi (Comparative Advantage) dan tidak lagi mengandalkan keunggulan sumberdaya alamnya (Absolute Advantage).


Bangsa Indonesia harus bersyukur bahwa rumah yang dihuninya dikaruniai sumber daya alam yang sangat besar. Dengan ribuan pulau serta kekayaan budaya yang sulit disaingi oleh bangsa bangsa lain di dunia. Namun semua itu tidaklah berguna jika manusia indonesia dengan segala potensinya tidak dibangun dan dikembangkan. Karena manusia-manusia yang menguasai ilmu dan teknologilah yang dapat keluar sebagai pemenang, sekaligus sebagai pejuang bagi bangsa dan negaranya.


Bicara upaya membangun manusia Indonesia kedepan dengan segala tantangan yang akan dihadapi, tentunya kita terlebih dulu harus jujur dengan diri kita sebagai bangsa, terutama kita harus memahami dan mengetahui dengan sangat jelas dimana kelemahan dan keunggulan yang dimiliki bangsa ini. Potensi manusia Indonesia, potensi sumber daya alam, landasan ideologi, landasan konstitusional serta keputusan politik lainnya adalah beberapa faktor penting yang perlu menjadi tinjauan kita.


Falsafah hidup bangsa dan negara Indonesia yang terkandung dalam lima sila pancasila serta dalam amanat konstitusi UUD '45 sangat jelas diatur bahwa bangsa dan negara Indonesia berdasarkan Demokrasi, dimana kedudukan rakyat adalah yang tertinggi dan berdaulat. Kedudukan rakyat adalah yang utama, dan selalu pertama. Prinsip inklusivitas dalam demokrasi menuntut keterlibatan dan peran serta seluruh komponen bangsa.


Untuk melahirkan manusia Indonesia berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, pemimpin negara haruslah memiliki integritas dan rasa tanggung jawab yang tinggi pada rakyatnya. Integritas dan tanggung jawab pejabat pemerintahan negara mestinya diwujudkan dalam setiap pengambilan keputusan politik. Sikap dan perilaku buruk, budaya politik yang destruktif, yang kerap dipertontonkan dengan sempurna oleh para pemimpin negara dan elit partai sudah harus ditinggalkan, jika kita semua ingin bangsa ini maju.


Keputusan politik mengenai alokasi dana bidang pendidikan dan penelitian dirasakan masih perlu ditingkatkan, karena kebijakan pemerintah mengalokasikan dana bidang pendidikan yang 20% dari APBN dirasakan belum cukup menutupi kebutuhan  pembangunan dan pengembangan dunia pendidikan, apalagi jika kita ingin meningkatkan kualitas keterampilan dan kegiatan penelitian, yang memerlukan dana relatif lebih besar. Meningkatkan kualitas dan kapasitas di bidang IPTEK dan IMTAQ, tentunya akan berdampak pada aspek pendanaannya. Dan jika kita ingin berada setara dengan bangsa maju yang terus memutahirkan bidang keilmuan dan teknologi, maka konsekuensi yang harus diambil oleh pemerintah yakni mengalokasikan dana pendidikan dan penelitian lebih besar lagi.


Coba kita tatap lekat-lekat wajah Ibu Pertiwi hari ini. Menurut penulis masih cukup banyak masalah yang harus dihadapi. Wajah Indonesia tidak cantik dan tidak mulus lagi,  dimana-mana banyak capuk dan bopeng. Indonesia akan semakin menghadapi masalah yang sangat besar di masa depan, jika bangsa ini tidak serius membenahi dirinya. Gelombang dahsyat dan angin kencang yang timbul dari globalisasi dunia pasti akan dialami dan harus dihadapi oleh Indonesia. Buruknya wajah Indonesia dan setumpuk masalah nasional yang ada, tidak dapat berubah jika manusia Indonesia kurang berhasrat membangun dirinya, karena hanya manusia yang terdidik, berkualitas dan menguasai teknologi yang akan mampu menghadapi perubahan dunia yang sangat masif di masa mendatang.

Menurut pandangan penulis jika kita ingin maju dan siap bersaing dengan bangsa-bangsa dunia, maka ada beberapa solusi yang mungkin dapat kita lakukan.

Pertama, melakukan perubahan mendasar terkait peraturan perundang-undangan yang mengatur sistem politik dan kepartaian. Karena masalah kepartaian dan sistem politik saatt ini dirasakan belum memuaskan rakyat.

Kedua, meningkatkan alokasi dana pendidikan dan penelitian lebih besar dari yang ditetapkan saat ini.

Ketiga, kompetensi pendidik di semua tingkat harus dikembangkan.

Keempat, sistem rekrutmen calon pendidik dirancang dan dilaknanakan oleh lembaga yang benar-benar independen, tak terikat partai manapun.

Kelima, sistem pengawasan atas kinerja pendidik dilakukan dengan jujur, adil dan transparan sehingga dapat menjamin kepastian mengenai jenjang kepangkatan. Tidak dilakukan secara serampangan berdasarkan suka atau tidak suka semata.

Keenam, kurikulum dirancang berdasarkan analisa penelitian terhadap banyak faktor diantaranya, kualitas pendidik, jumlah waktu dan beban materi yang diajarkan, alat dan media pembelajaran, dan banyaknya mata pelajaran yang wajib ditempuh anak didik pada setiap jenjang pendidikan, serta peningkatan kualitas dan kuantitas sarana  pendukung lainnya.

Di satu pihak rakyat selalu siap untuk maju dan menguasai IPTEK, namun di pihak lain, pemimpin dan para elit politik yang diberi kuasa acapkali lalai memegang dan melaksanakan amanah rakyat.

Kita akui bahwa paradoksal demokrasi ada pada simpul tarik menarik kepentingan, namun, bangsa kita harus yakin bahwa pancasila, dan UUD '45 dapat  memberikan arah terbaik dalam melaksanakan pembangunan di negeri ini, jangan sekedar dipajang, di seminarkan dan dikurung dalam peti mati.

Bapak Joko Widodo nampaknya telah menyadari bahwa Indonesia hari ini, dengan segala bentuk kesigapannya hendak berbenah menghadapi tantangan bangsa-bangsa dunia.

Dimensi moral etis sebagai seorang pemimpin sangat jelas terlihat dalam diri Pak Presiden, namun saat penulis merenungkan sesuatu dan timbul pertanyaan, "Apakah visi dan misi Indonesia Maju yang digadang-gadang Presiden Joko Widodo dapat diwujudkan? Dan sementara di sisi lain politisi negeri ini berjalan santai dan sibuk dengan urusannya dan kelompoknya. Mampukah Bapak Presiden mampu mengatasi semua itu?

Mari kita pantau dalam 5 tahun kedepan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun