Mohon tunggu...
Hamka Husein Hasibuan
Hamka Husein Hasibuan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Asal dari Bapak. Usul dari Ibu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Interrelasi Teks, Nalar, dan Realita dalam Hukum Islam

9 Februari 2017   21:57 Diperbarui: 10 Februari 2017   10:02 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, interrelasi teks dengan realiatas yang hidup. Ada sebuah adagium: Islam shalihun li kulli zaman wakan, Islam sesuai dengan ruang dan waktu. Adagium ini sebenar menggarisbawahi, bahwa hukum itu sebenarnya dibuat untuk manusia, bukan untuk Tuhan. Maka dalam proses pembentukan hukum Islam, realitas yang hidup menjadi pertimbangan. Dengan kata lain hukum Tuhan (baca: Islam) bukanlah “pakaian jadi”, tapi dia selalu berproses dalam setiap ruang dan waktu. 

Interrelasi antara teks wahyu, realitas yang hidup, dan nalar harus berpijak pada maslahah. Hukum yang kering dari maslahah akan bersifat kaku, rigid, dan tidak menyelesaikan masalah. Dalam tradisi kajian jurisdiksi Islam, para juris tidak mempunyai kata sepakat dalam memberikan batasan dan definisi maslahah. Namun pada tataran substansinya boleh dibilang sampai pada titik penyimpulan bahwa hukum Islam adalah sebentuk upaya hukum untuk mendatangkan sesuatu yang berdampak positif (manfaat) serta menghindarkan diri dari hal-hal yang bermuatan negatif (mudarat).

Dalam pembahasan filsafat hukum, term maslahah merupakam kata kunci dalam upaya merumuskan visi dan misi ajaran Islam. Dengan alasan inilah kemudian As-Suyuti mengatakan: dimana ada maslahah maka di situ ada hukum.

Keterkaitan anatara teks, nalar, dan realitas yang hidup merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan adanya keterkaitan ke tiga kompenen di atas, hukum Islam tidak akan “dimuseumkan” meminjam istilah Ulil Abshar-Abdalla. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun