Peran seorang apoteker atau farmasis sering dianggap tidak ada oleh masyarakat karena mindset masyarakat dari dulu sampai sekarang bahwa yang menentukan kesembuhan adalah kualitas tenaga medis yang mendiagnosa penyakitnya. Namun, kenyataan dibalik mindset tersebut bahwa tenaga medis tidak bisa terlepas dari peran seorang tenaga medis kefarmasian karena apapun sediaan farmasi yang digunakan tentunya terdapat peran farmasis didalamnya baik dari segi penemuan, efek, cara kerja obat di dalam tubuh, efek samping dan hal-hal lain yang menyangkut sediaan farmasi.
     Oleh karena itu, apapun profesi dalam bidang kefarmasian memiliki perannya sendiri yang cukup penting dalam menyongsong Indonesia sehat 2025 baik sebagai Apoteker, pengusaha, dosen, pegawai BPOM dan lain-lain. Setiap profesi yang ada juga harus mengikuti peraturan dan etik pekerjaannya sehingga tidak merugikan masyarakat.  Ilmu farmasi juga ilmu yang bersifat dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti dengan penggunaan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) sehingga dapat meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.Â
Dalam menjalankan tugasnya pun, terdapat banyak tanggung jawab yang dipikul baik tanggung jawab sosial maupun tanggung jawab pribadi. Namun, dalam menjalankan tanggung jawab tersebut diperlukan dukungan dari masyarakat untuk bersinergis dalam mewujudkan program Indonesia sehat tahun 2025.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H