Mohon tunggu...
Galuh Ajeng Hamindhani
Galuh Ajeng Hamindhani Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota , Fakultas Teknik, Universitas Jember

181910501013

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Peningkatan Daya Saing Gula Semut Aren di Kecamatan Lareh Sago Halaban

21 Juni 2020   14:29 Diperbarui: 21 Juni 2020   14:30 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanaman aren dapat tumbuh dengan baik di Provinsi Sumatera Barat di Kabupaten Lima Puluh Kota dengan Kecamatan Lareh Sago Halaban sebagai daerah penghasil terbesar. Hal inilah yang menyebabkan kegiatan usaha industri gula semut aren menjadi mata pencaharian utama bagi masyarakat di Kecamatan Lareh Sago Halaban karena pekerjaan tersebut telah terjadi secata turun-temurun dan masih menggunakan teknik pengolahan secara tradisional.

Rendahnya produktivitas, terdapat persaingan dengan jenis gula lain, terdapat produk dari daerah lain, lemahnya daya saing, dan kurangnya kemampuan dalam penggunaan TI membuat industri gula semut aren ini menjadi sulit untuk berkembang. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang harus dilakukan agar daya saing industri gula semut aren meningkat dan mampu meningkatkan jumlah permintaan baik dalam negeri maupun luar negeri atau permintaan ekspor.

Untuk meningkatkan daya saing gula semut aren diperlukannya sebuah strategi pengembangan dengan melihat faktor lingkungan baik itu eksternal maupun internal. Evalia et al. (2015) menyebutkan faktor yang menjadi penentu pembangunan industri gula semut aren adalah pemberdayaan petani, teknologi pengolahan, dana dan investasi, pengembangan produk, serta pemasaran.

Jurnal berjudul "Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Semut Aren" yang ditulis oleh Nur Afni Evalia dari Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang, membahas tentang gula semut aren yang memiliki nilai ekonomis, Kecamatan Lareh Sago Halaban sebagai daerah penghasil tanaman aren terbesar di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, proses pembuatan gula semut aren dan jumlah permintaan, serta bagaimana perkembangan industri gula semut aren.

Penulisan jurnal "Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Semut Aren" di latar belakangi oleh rendahnya tingkat daya saing gula semut aren ini hingga sulit untuk berkembangnya industri gula semut aren aren yang ada di Kecamatan Lareh Sago Halaban. Oleh karena itu, usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing gula semut aren adalah dengan membuat atau menyusun strategi pengembangan.

Metode yang digunakan oleh penilus Nur Afni Evalia adalah dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder, observasi langsung, wawancara, kuesioner kepada lima orang yang telah dianggap mengerti dan memahami dengan kondisi dan masalah agroindustri aren (dosen Teknologi Industri Fakultas Teknologi Pertanian Unand, Kasi Pembina dan Pengembangan IKM Dinas Koperindag Kabupaten Lima Puluh Kota, ketua kelompok tani aren Mayang Taurai dan sekaligus sebagai ketua Forum Komunikasi aren, ketua kelompok tani Aren Tujuah Boleh). Analisis data yang didapatkan dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif, yaitu dengan analisis deskriptif, faktor internal (IFE) dan faktor eksternal (EFE) untuk menganalisis lingkungan industri, kemudian menyusun pengembangan strategi dengan SWOT, pemilihan strategi dengan FGD, dan menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process).

Fokus penelitian dalam jurnal adalah penyusunan strategi pengembangan industri gula semut aren, penulis juga memaparkan teknologi dan proses pembuatan gula semut aren yang masih menggunakan cara tradisional yang membutuhkan waktu selama 7-8 jam, serta hanya memproduksi gula tergantung pada jumlah permintaan.

Berdasarkan pemaparan dari penulis di dalam jurnal, proses pengolahan gula semut aren adalah nila aren sebanyak 50 liter diberi ph (7), kemudian di saring dan dipanaskan, lalu diaduk hingga nira menjadi pekat, nira yang telah pekat tersebut didinginkan, setelah dingin diaduk kembali, dan jadilah gula semut aren. Gula semut aren tersebut pun dicetak dengan alat yang masih bekerja secara tradisoinal.

Dalam jurnal, penulis mengidentifikasi lingkungan industri secara internal yang terdapat kekuatan dan kelemahan. Kekuatan tersebut berupa:

  • Masyarakat dan petani telah membuka mata akan teknologi dan memiliki jiwa kreativitas yang tinggi.
  • Produk gula semut aren memiliki ciri khas tertentu yang berbeda dengan produk jenis gula lainnya.
  • Ketersediaan bahan baku yang banyak.
  • Harga jual yang tinggi mengakibatkan gula semut aren memiliki potensi dalam bidang ekonomi.
  • Tanaman aren yang digunakan tidak menggunakan pestisida dan termasuk tanaman ramah lingkungan.
  • Terdapat infrastruktur yang telah memadai, seperti jalan, listrik, dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk kelemahannya terdiri dari:

  • Kualitas produk gula semut aren belum memenuhi standar ekspor.
  • Produk masih belum stabil, baik itu kualitas maupun kuantitas.
  • Informasi tentang pasar yang didapatkan terbatas.
  • Kurangnya informasi mengenai apliakasi tepat guna.
  • Kualitas SDM untuk pengolahan tanaman aren masih rendah.
  • Masih banyak petani yang menjual dalam bentuk tuak.
  • Proses produksi yang digunakan masih tradisional.
  • Aliran dana yang masih terbatas.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh penulis, didapatkan total nilai untuk matriks IFE sebesar 2,646 yang berarti posisi agroindustri gula semut aren secara internal dapat dikatakan cukup baik dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk manangani kelemahan yang mampu menjadi faktor penghambat pengembangan agroindustri gula semut aren.

Untuk faktor lingkungan industri secara eksternal yang dilihat dari peluang dan ancamannya berdasarkan pemaparan penulis dalam jurnalnya. Analisa peluang dari agroindustri gula semut aren adalah, sebagai berikut:

  • Dukungan dari pemerintah setempat untuk pengembangan tanaman aren.
  • Permintaan produk gula semut aren yang tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri.
  • Perkembangan IPTEK untuk mendukung terbentuknya agroindustri tanaman aren.
  • Dibukanya AFTA 2015 sebagai salah satu peluang dalam perdagangan internasional.
  • Semakin tingginya permintaan produk gula organik.
  • Terdapat otonomi daerah.
  • Terdapat institusi pendidikan dalam upaya meningkatkan citra produk tanaman aren.
  • Nilai tambah yang tinggi dari pengolahan tanaman aren menjadi gula semut aren.
  • Terdapat pameran yang diselenggarakan pemerintah untuk memasarkan produk olahan tanaman aren, yaitu gula semut aren.

Sedangkan analisa ancaman dari agroindustri gula semut aren adalah, sebagai berikut:

  • Tuntutan standar mutu ekspor yang tinggi.
  • Meningkatnya persaingan dengan dibukanya AFTA 2015.
  • Terdapat produk impor yang telah ada di pasaran dan berlabel organik.
  • Belum terdapat pengendalian pasar dari pemerintah maupun instansi.
  • Terdapat persaingan antara produk gula semut aren dengan jenis produk gula lainnya, seperti gula tebu.

Berdasarkan analisa penulis, didapatkan total nilai dari matriks EFE sebesar 2,298 yang artinya masih kurangnya upaya agroindustri gula semut aren dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi berbagai ancaman yang muncul. Dari hasil mengidentifikasi dan penilaian faktor internal dan eksternal yang dilakukan penulis, penulis mampu menghasilkan strategi pengembangan agroindustri gula semut aren dengan matriks SWOT.

Berdasarkan matriks SWOT yang telah disusun oleh penulis, strategi pengembangan yang didapatkan ada sepuluh. Strategi pengembangan tersebut yaitu:

  • Strategi SO
  • Memperkuat Litbang untuk riset pengolahan tanaman aren menjadi gula semut aren yang berkualitas.
  • Diversifikasi produk dan kemasan untuk komersialisasi produk gula semut aren.
  • Strategi WO
  • Perbaikan sarana dan prasarana dalam memproduksi gula semut aren untuk memenuhi stnadar produk ekspor.
  • Pendampingan kelembagaan dari berbagai dinas terkait.
  • Strategi ST
  • Pemberian bantuan dana untuk meningkatkan produksi gula semut aren.
  • Pemberian bantuan berupa teknologi tepat guna untuk skala komersil dan teknologi packing.
  • Penetapan kawasan agroteknopark untuk industrialisasi tanaman aren.
  • Strategi WT
  • Meningkatkan komitmen dan kerja sama antara semua stakeholder tanaman aren dalam penguatan agroindustri gula semut aren.
  • Meningkatkan promosi untuk perluasan pemasaran.
  • Kebijakan dan sanksi bagi yang menjual dalam bentuk tuak.

Sepuluh strategi pengembangan agroindustri gula semut aren diatas dipilih oleh responden pakar melalui kegiatan FGD. Berdasarkan hasil FGD yang dipaparkan oleh penulis dalam jurnal, didapatkan lima strategi yang dianggap sangat penting untuk melaksanakan upaya pengembangan agroindustri gula semut aren. Lima strategi yang terpilih adalah perbaikan sarana dan prasarana dalam memproduksi gula semut aren untuk memenuhi standar produk ekspor, meningkatkan komitmen dan kerja sama antara semua stakeholder tanaman aren dalam penguatan agroindustri gula semut aren, memperkuat litbang untuk riset pengolahan tanaman aren menjadi gula semut aren yang berkualitas, diversifikasi produk dan kemasan untuk komersialisasi produk gula semut aren, serta pemberian bantuan berupa teknologi tepat guna untuk skala komersil dan teknologi packing.

Tahapan selanjutnya yang dilakukan oleh penulis yaitu analisis AHP untuk mendapatkan prioritas strategi dalam mengimplementasikan untuk pengembangan agroindustri gula semut aren di Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Berdasarkan hasil analisis AHP yang dipaparkan oleh penulis, faktor penentu utama yang harus diperbaiki adalah teknologi, kemudian faktor berikutnya adalah pasar dan SDM. Pelaku utama yang paling berperan dalam pengembangan agroindustri gula aren adalah pemerintah, kemudian diikuti dengan peran industri, akademisi, dan petani tanaman aren. Tujuan strategi yang merupakan prioritas dan mendapatkan peringkat tertinggi adalah pemberian bantuan berupa teknologi tepat guna untuk skala komersil dan teknologi packing, kemudian diikuti dengan strategi memperkuat litbang untuk riset pengolahan tanaman aren menjadi gula semut aren yang berkualitas, meningkatkan komitmen dan kerja sama antara semua stakeholder tanaman aren dalam penguatan agroindustri gula semut aren, diversifikasi produk dan kemasan untuk komersialisasi produk gula semut aren, perbaikan sarana dan prasarana dalam memproduksi gula semut aren untuk memenuhi standar produk ekspor.

Sistematika penulisan dalam jurnal belum tersusun dengan baik karena tidak terdapat tinjauan teori. Untuk judul penelitian kurang menjelaskan tempat penelitian atau lokasi studi kasus. Metode yang digunakan sangat mendukung dalam fokus penelitan penulis dan pembahasan yang disampaikan juga sangat jelas dan mudah untuk dipahami.

Menurut saya jurnal berjudul "Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Semut Aren" yang ditulis oleh Nur Afni Evalia dari Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang ini sangat bagus sebagai jurnal penelitian, penulis juga memberikan saran untuk penelitian selanjutnya pada bagian penutup jurnal.

Menurut saya, pemaparan pembahasan akan penyusunan strategi pengembangan agroindustri gula semut aren sangat lengkap dan sistematis. Dari mengenali faktor lingkungan industrinya secara internal dan eksternal, kemudian menyusun strategi dengan matriks SWOT, pemilihan strategi menurut pakar melalui FGD, dan menyusun strategi berdasarkan prioritas dengan analisis AHP. Agar memudahkan pembaca dalam memahami informasi, penulis menggunakan tabel dan bagan dalam menyampaikan hasil yang beliau dapat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun