Hiruk pikuk Ramdhan masing-masing individu memiliki cara tersendiri dalam menjalani, bergantung dari kebiasaan keluarga, budaya masyarakat bahkan keadaan finansial.
kebiasaan memakai baju baru ketiak Hari Raya Idul Fitri bukanlah tanpa alasan dan tanpa sejarah. Dalam konteks keagamaan memakai baju baru merupakan salah satu cara merayakan Lebaran. Sebenarnya perintahnya adalah "pakailah baju yang terbaik saat Hari Raya", bagi kalngan sufi atau orang-orang yang mengutamakan kontens daripada kemasan, memaknai perintah tersebut dengan segala yang dimiliki saat itu. Memakai pakaian yang terbaik, sehingga bagi kalangan lelaki dimaknai dengan menggunakan jas bagi yang berada atau pakaian koko terbaik yang ada di almari.
Sedang para penggemar mode, baju yang terbaik adalah baju, sebaisanya membeli pakain baru. Pun dalam tradisi masyarakat Indonesia kala itu, kebiasaan membeli baju atau pakaian ketika menjelang lebaran. Hal ini sebagai salah stu stimulus -utamanya kepada anak-anak agar mau berpuasa- dan hanyata ini ampuh menjadi pengingat ketika anak-anak sedang merasa haus di siang hari atau begitu lelah sebelum maghrib "kalau adik mokel, ibu  gak beliin baju baru", inilah yang dikatakan Ramadhan membawa berkaas
Tradisi tersebut menjadi kebiasaan dari Idul Fitri Ke Idul Fitri, apalagi saat itu didukung dengan situasi yang serba terbatas, hanya kalangan tertentu saja yang bisa membeli baju baru lebih dari satu kali setiap tahun, sisanya ada yang ganti baru karena baju yang lama rusak, atau ketika sudah memiliki biaya untuk membeli baju baru.
Hari ini semuanya tersedia, tinggal pilih menyesuaikan selera dan ketersediaan dana, tak harus bertemu dengan pedagangnya atau tahu secara offline dengan barang, semuanya sudah ada tingal pilih, bayar dan dikirim, bahkan ada yang bayar ketika barang sudah diterima. Betapa mudahnya saat ini, sehingga tren pembelian baju bergeser dari tahunan saat Idul Fitri menjadi setiap ganti model, rasanya harus ganti deh, gak tahan lihat yang lain sudah pakai.
Maka pada dekade ini tak harus, atau menjadi kewajiban beli baju baru untuk Hari Raya, karena stok melimpah, sepakat dengan pemanfaatan pakaian yang ada hanya mencarikan stelan yang cocok dengan wajah, tidak terlalu norak dan berlebihan, yang ada yang diberdayakan dengan kreativitas masing-masing
Hari Raya Pertanda  Baju Baru Bukan Baju Baru Pertanda Hari RayaÂ
oleh : Hamim Thohari Majdi
Lumajang, 16 Maret 2024
Hamim Thohari Majdi @Surplus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H