Kalau lelaki muncul amarah seperti sifat api, maka jadilah sang perempuan sebagai airnya meredakan nyala dan baranya. Sebaliknya bila perempuan merasa panas hati dan kepalanya, maka lelaki harus menjadi telaga pendingin, menyiapkan diri untuk berendam dan berbasah kuyup.
Bawaan karakter dalam garis lurus keluarga, tidak bisa diubah dalam waktu singkat, seperti besi tidak mudah untuk dibentuk menjadi sebuah benda atau alat yang lebih eksotik, tanpa harus dididihkan terlebih dahulu.
Ada proses panjang dan mengauskan kesabaran bila tidak dilakukan secara sadar untuk mebentuk karakter baru, pun toh pada suatu saat karakter lama yang sudah dilupakaan akan muncul ketika pengungkitnya datang dan dalam kontrol diri yang tidak stabil.
Karakter adalah kekayaan kebudayaan, maka sepasang suami istri harus menelusuri dalam relung jiwanya, menaruh pemahaman dalam hatinya masing-masing bahwa karakter adalah hasil dari proses pembiasaan, pahami dan nikmati.
Keluh kesah atas karakter yang tidak seusai harapan, tidaklah saatnya disesali, kini sudah menjadi  pasangannya, belahan jiwa tanpanya hidup ini rapuh seperti sayang yang patah atau hilang salah satunya.
Pergolakan atau konflik muncul karena perbedaan yang dibesarkan, dan dijadikan alat pembenar ketika ada tidak sesuaian perilaku. Bukan  perbedaan yang perlu dikeraskan bicaranya, tetapi kesadaran atas perbedaan otulah menjadi penyejuk hati.
MENGIKUTI ALIRAN PERBEDAAN KEHENDAK
Lain ladang lain belalang, beda tambak beda pula ikannya, kepala manusai yang di dalamnya berisi otak untuk berpikir, melakukan kreatifitas dan inovasi dengan pengetahuan yang dimiliki dan pengalami yang dijalani, maka tentu membuat masing-masing orang memiliki orientasi atau kemauan yang berbeda.
Suami istri meski sudah bersatu dalam atap rumah tangga, tetaplah menjadi individu-individu unik ada yang bisa dikompromikan dan harus dituruti kehendak individualnya.
Naruli kemanusiaan menuju kepada pengalaman hidup, mencukup apa yang masih kurang dan meraih sebanyak mungkin kesenangan dan kebahagiaan, oleh karenanya banyak cara yang dilakuakan termasuk di dalamnya ketika berumah tangga.
Untuk itu suami istri harus memahami dan membedakan antara kehendak bersama dan kehendak individu. Ketika merumuskan tujuan atau kehendak bersama haruslah ada satu titik yang dituju dan disajikan hanya satu kata kunci. Kemudian keduanya sepakat untuk digapai dengan cara kerja sama serta saling mendukung.