Urie Bronfenbrenner menyarankan orang tua membangun mesosistem dalam ruang yang semakin luas, di mana seorang anak melakukan interaksi sosialnya. Hal ini bertujuan untuk meluaskan ruang jelajah anak dalam mikrosistem-mikrosistem yang ada.
Hubungan yang tidak harmonis antar mikrosistem karena faktor tertentu, misal orang tua yang tidak memiliki keterampilan dalam pengajaran lalu menyerahkan anaknya kepada seseorang atau instutusi, kemudian dalam pola pengasuhan, harapan orang tua dengan kenyataan keadaan anak tidak sesuai yang diharapkan, hal inilah yang perlu diluruskan agar keharmonisan komunikasi dijaga.
EKSOSISTEM
Tempat atau lingkungan yang berskala besar anak tidak terlibat di dalamnya secara langsung, namun sangat mempengaruhi perkembangan anak, Â Struktur sosial seperti dunia kerja, media masa dan lembaga publik.
Seperti rumah dan lingkungan kerja orang tua, sebenarnya tidak ada hubungannya secara langsung bagi anak, namun kondisi lingkungan kerja orang tua akan mempengaruhi kondisi di rumah khususnya pengasuhan, tempat kerja orang tua yang penuh konflik dan kerjasama tidak terwujud dengan baik, pasti menguras isi hati orang tua, karena solusi dan kedamaian tidak ada di tempat kerja, maka terbawah hingga di rumah, kondisi ini kemudian mempengaruhi hubungan orang tua dengan anaknya, perhatiannya biasa berkurang bahkan, konflik itu menetes di rumah menjadi konflik orang tua dengan anak.
Begitu juga informasi-informasi yang beredar di media masa, bisa mempengaruhi perkembangan anak, dari konten yang dimuat, misalnya penuh kekerasan, masalah keagamaan dan lainnya. Asupan informasi yang didapat melalui media itulah kemudian mempengaruhi perkembangan anak.
MAKROSISTEM
Sistem yang paling luar dalam lingkungan anak, seperti sistem masyarakat tertentu seperti norma atau hukum yang berlaku. Misal jika kebudayaan melarang pernikahan dini, semua orang tua harus bertanggung jawab hingga anaknya dewasa untuk melangsungkan pernikahan, atau anak muda mudi harus menjaga diri agar tidak menikah di usia dini.
Makrosistem memiliki pengaruh kuat bagi perkembangan anak, karena dengan aturan atau budya, adat dan norma yang berkembang seseorang akan terikat untuk melaksanakan, sehing masing-masing individu harus tata dan patuh.
Contoh lain dalam makrosistem terkait peningkatan kualitas Sumber Day manusia dan meninggikan partisipasi masyarakat dalam pendidikan, pertama kali kebijakan yang dicetuskan adalah wajib belajar pendidikan dasar (Wajardikdas), harapannya bangsa Indonesia dari buta huruf menjadi melek huruf dan mengenyam pendidikan minimal Sekolah Dasar disebut juga wajardikdas 6 tahun, melihat perkembangannya sangat signifikan dan menganggap lulusan sekolah Dasar masih sangat Dasar, kemudian dicetuskan lagi menjadi Wajar dikdasmen 9 dan 12 tahun, artinya mewajibkan orang tua agar menyekolahkan anaknya hingga tamat SLTA, meski tanggung jawab itu dipikulkan kepada pemerintah dengan menggandeng partisipasi masyarakat.
POSISI ORANG TUA DALAM EKOSISTEM