Kota layak bukan saja dambaan bagi anak-anak, namun juga bagi seluruh penghuni kota, betapa tidak! Akan tercipta harmoni dan penuh berkasih sayang.
Sayangnya, dalam praktek kehidupan sehari-hari, masih ada perlakuan kepada anak yang diletakkan dan dilabeli sebagai kelas atau peringkat paling akhir, anak  kelas remeh tak tak memiliki harga diri .
Dapatlah dilihat krtika ada antriann, anak-anak.dengan pandangan kosong, karena parang orang dewasa dan orang tua menuerobot seenaknya, apalagi si anak kurang berani ngegas.
Di ruang kelas,anak-anak belum diperlakukan sebagai dirinya sendiri, para guru memaksa anak untuk menyamakan frekuemsinya, jarusnya gurulah yang mensejajarkan diri dan masuk dalam gelombang anak.Â
Begitu pula dalam keluarga, anak-anak dipaksa memakai baju orang dewasa, menjadi lakon atas krmauan orang tua, tanpa memahami dan mengetahui kompetensi yang ada dalam diri anak. Anak dijadikan ajang penebusan legagalan cita-cita orang tuanya. Sehingga banyak anak yang stres, tidak mengikuti arahan orang tua, bahkan melakukan.perlawanan.
PERLAKUKAN ANAK SEBAGAI ANAKÂ
Memperlakukan anak sebagai anak adalah memahami perkembangan dan kompetensi yang ada pada diri anak, tentu orang tua atau pemilik kebijakan tahu apa yang dibutuhkan anak dalam penyediaan ruang perkembangan, baik berupa sarana fisik maupun perlakuan.Â
Di ruang publik harusnya tersedia sarana yang mampu merangsang motorik halus dan motoeik lasar, anak tumbuh dengan segudang impian dan menjel.ajah dalam imajinasi.
Anak-anak menyukai imajinasi hidup dalam ruang bayang yang dibangun dari berbagai i formasi baik faktual atauoun fiksi.Â
Biarkan.anak menjelajahi medan dalam dunia yang dibutuhkan, di antaranya adalah kaya warna dan banyaknya tantangan.