Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Pernah di Atas

19 Maret 2023   16:36 Diperbarui: 19 Maret 2023   16:44 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bromo Hill side (sumber gambar: Hamim Thohari Majdi)

Di puncak. Harapan banyak orang yang lagi berburu karir. Melakukan upaya seoptimal mungkin. Berakit-rakit ke hulu berenang kemudian. Semua harus dirintis, diperjuangkan.

DATAR LEBIH MUDAH

Berjalan-jalan di tanah datar hanya cukup pergerakan biasa, menggerakkan kaki dan tangan menuju arah yang telah dotetapkan.  Asalkan otot -otot siap mengikuti intruksi.

Datar-datar saja, istilah yang menunjukkan sesuatu bernilai biasa-biasa saja. Posisinya di tengah cenderung ke bawah. Tanpa semangat dan tidak menggairahkan. 

Tidak memberi inspirasi, tanpa berapi api yang menghangatkan syaraf untuk aksi  tinggi. Tetap datar-datar saja walau ada tantangan apalagi datang peluang. Disia-siakan.

ATAS ITU TINGGI

posisi di atas sama halnya dengan menduduki papan atas., dengan mudah melihat siapa saja yang ada di bawahnya.

Namun perjalanan ke atas atau dataran tinggi membutuhkan banyak enenrgi dan semangat berlipat, tentu hal ini tidak bisa dilakukan semua orang, kecuali bagi yang menginginkan dan mau memperjuangkan. 

Memandang ke atas kepala harus mendongak dan leher mudah kaku, karena harus menguatkan seluruh otot. 

Ke puncak tinggi adalah selera pemberani, melangitkan impian dan meneguhkan hati. Siapa yang siap dan berangkat, kelak itulah yang bakal berkedudukan atas.

JANGAN SEKALI-KALI MENCOBA

sudahlah, pasrah saja kalau tifak mau susah. Sudahlah cukup begini saja kalau tidak pernah mimpi. Sudahlah jangan macam-macam agar tidak dalam posisi terancam.

Ada di atas memang menggiurkan, di puncak penuh decak, jangan biarkan jantung meninggikan ritmenya, biarkan nafas berjalan tanoa engah, perlahan lahan hingga leluasa.

Ke atas tidak perlu dicoba, jangan sekali-kali mencoba, bahaya penuh resiko.  Salah satu resikonya adalah kesuksesan, kenyamanan dan gemerlap indahnya surga dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun