Maka ia akan terselamatkan dari perencanaan-perencanaan kotor, ia berusaha untuk melakukan hal-hal baik, ia meniti hidup akan lebih berhati-hati dan menuju kepada kedamaian lingkungannya.
Dari kasus ini patut untuk dijadikan acuan bagi pemuda yang sudah terlanjur "basah" segera mengeringkan diri untuk menjadikan langkah lebih gesit, menjadikan jejak-jejaknya terekam dengan penuh artistik.Â
Akan menjadi pengisi sejarah dan selalu menjadi pengingat seperti "Eliezer", Â semoga dunia mengenangnya hingga tua dan memberi power kepada anak muda yang "tersesat"
SOPAN
Kesopanan adalah yang dianggap paling dekat dengan "etika", orang sopan berarti memiliki etika, berarti pula mentaati norma yang telah ditentukan dan berlaku dalam masyarakatnya.
Sopan santun itulah yang selalu digenggam dalam norma sosial, meletakkan pada tempatnya dan menghormati sesuai kedudukannya. Beretika berarti sanggup beradaptasi dengan lingkungan yang baru ditempati baik dalam waktu singkat atau untuk menetap.
Pada konteks tulisan ini, menjadikan anak muda yang memiliki sopan santun haruslah dikuatkan upayanya, dibuatlah sopan santun dalam rumah tangga ditegakkan, diterapkan sopan santun dalam lingkungan kerja, diajarkan dan dipahamkan serta dipraktekkan sopan santun dalam dunia pendidikan.
Etika dan sopan santun menjadi dua sisi yang tak terpisahkan, menjadikan sesuatu lebih bernilai ketika sopan santun diterapkan dan etika dijadikan tuannya.Â
Era digital, sopan santun yang sudah mulai turun nilainya dan bahkan jarang dipraktekkan, dengan peristiwa ini, mari jadikan etika sebagai tuan dan bersama-sama diyakini, bahwa etika adalah sang penyelamat dalam kehidupan.Â
Tanpa etika seperti hewan-hewan yang lepas dari ikatan dan kabur dari sangkarnya, apa yang akan terjadi ?
Tetaplah dan tetapkan etika sebagai tuan sang penyelamat kehidupan.