Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran Kesetiaan dari Kasus-Kasus Sambo

21 Februari 2023   09:49 Diperbarui: 21 Februari 2023   09:53 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai setia dan kestiaan secara hakiki (Sumber Gambar: Hamim Thohari Majdi)

Setialah, maka kesetiaan itulah yang akan menentukan akhir dari sebuah cerita, kesetiaan kepada hati nurani dalam kancah profesi akan memberikan nilai lebih, baik bagi dirinya ataupun orang lain.

AKHIR SEBUAH KESETIAAN DENGAN KEADAAN

Hidup ini tidak pernah terlepas dari keadaan dan keadaan akan mempengaruhi seseorang melakukan respon dan menentukan tindakan, maka benteng besar yang harus diperankan adalah memilih kesetiaan model seperti apa dalam peran sebuah lakon.

Kesetiaan karena keadaan bisa bermakna positif, bila setia yang dijalankan adalah titik titik cahaya kebenaran dengan tanpa ada tendensi kasta dalam kehidupan. Namun banyak yang terpaksa dan memaksakan diri untuk setia dengan tujuan mengeruk keuntungan pribadi. Inilah yang kemudian harus ditanggung sendiri semua akibatnya.

Setia dengan keadan serta rasa tulus, bukan karena ketakutan dan bukan karena pamrih, sangatlah sulit dipraktekkan. Namun setidaknya tidak merelakan diri hanyut dan diwarnai, semua ada ceritanya, semua ada jalannya. Namun semua bergantung dari masing-masing individu.

Kebaikan yang selalu dipelihara dan dikembangkan setiap hari akan memberi kebahagiaan hidup, artinya setia kepada kebaikan akan menghadirkan kebaikan yang semakin banyak dan hidup dilingkupi oleh kebaikan, teman yang baik, harta yang baik dan jalan-jalan yang baik. setia dengan penuh kesetiaan akan memberikan kebaikan melebihi apa yang diharapkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun