Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ayah! Ayo Terobos Saja Lampu Merah

4 Oktober 2022   13:06 Diperbarui: 4 Oktober 2022   13:08 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika anak-anak masih kecil dan ayah bunda yang harus mengantarkan sendiri, berusahalah berangkat ke sekolah lebih pagi atau tambahkan waktu dari waktu tempuh, misal perjalanan lancar ditempun dua puluh menit, maka berangkatlah minimal tiga puluh menit sebelum gerbang sekolah ditutup.

Memang ada beberapa masalah yang disebabkan oleh anak, misal terlambat bangun, enggan segera mandi, tidak mau sarapan dan lainnya. Hal ini perlu penanganan secara khusus. Ayah bunda perlu memahami apa yang menjadi kebiasaan sang anak.

Penerapan disiplin adalah hal utama, biasakan sejak kecil anak menyiapkan diri lebih awal, kalaupun toh sekarang sudah terlanjur sering terlambat, maka ubahlah kebiasaan, tentu ayah dan bunda sudah tahu, misal dibangunkan lebih pagi, disiapkan segala sesuatunya lebih awal dan perlu pemberian hadiah bila anak bisa datang awal di sekolah.

Anak-anak yang sedang tidak enak hatinya, atau terganggu oleh keadaan di sekolah, maka anak akan enggan atau bermalas-malasan pergi ke sekolah, sehingga terlambat adalah bagian dari pemberian hukuman pada diri sendiri.

Untuk itu ayah bunda harus lebih rajin memahami suasana hati anak dan ciptakan suasana dialogis. Di  suatu ketika anak mahasiswa bercerita ihwal masa lalu, "aku dulu sering terlambat datang di sekolah, bahkan pernah tidak mau (masuk) sekolah, mau tahu kenapa?" anak ini di sekolah tidak mau berteman yang pilih-pilih teman dan suka hokya-hokya, mereka suka usil bahkan tidak mau menyapa, akhirnya engganlah si anak ini masuk sekolah, karena merasa tidak begitu berharga di lingkungan sekolahnya.

Ketika anak sedang kecut dan getir hatinya, ayah bunda janganlah langsung memarahi anak atau memaksa untuk melakukan sesuai perintah. Pahami apa yang dialami anak dan tawarkan untuk memberi solusi. Lambat laun anak akan menjadi kuat jiwanya atas dukungan orang tua.

Bila masalah anak sudah bisa dituntaskan oleh ayah bunda, maka berdisiplin dalam berkendara adalah hal utama, datang di awal waktu di sekolah adalah prestasi, tinggal kemauan dan usaha ayah bunda, bisakah melakukannya ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun