Â
Dibanding dengan era pra digital, dunia kerja saat ini  memberikan keleluasaan dan persaingan yang kuat bagi pekerja dan perusahaan. Hadirnya  sekolah kejuruan telah melahirkan para profesional pemula siap kerja  tanpa pemperhitungankan gaji  yang diterima.
Para pekerja muda yang energik ini menjadi tantangan berat bagi para profesional dewasa dan tua pada jenjang yang sama. Orang dewasa dan tua beban hidup yang ditanggung sudah banyak, maka tawaran kerja harus bisa mencukupi kebutuhan hidup. Sementara para pemula cukup sesuai dengan  Upah Minimum Regional (UMR).
FILOSOFI PENCARI KERJA
Dalam sebuah wawancara seleksi calon pegawai, beberapa catatan penting hasilnya meliputi ;
- kesiapan pekerja untuk ditempatkan di manapun asal diterima, hal ini berlaku untuk pekerja pemula dan pekerja lama (pernah bekerja di perusahaan lain karena undur diri atau ada perampingan tenaga kerja). Â
- para pekerja pemula menyodorkan gaji dengan jawaban sesuai UMR atau kebijakan perusahaan, sedang pekerja lama memasang nilai tertentu sesuai kebutuhan hidup atau berapapun asal seimbang dengan tenaga yang dikeluarkan.
- Tujuan bekerja atau target yang ingin dicapai, para pemula menjawab lebih rasional yaitu ingin besar bersamaan perusahaan. Sedang pekerja lama jawabannya abu-abu yaitu ingin mendapat penghasilan tetap dan kontribusi kepada perusahaan sebagaimana kemampuan yang dimiliki.
Sesi wawancara adalah adu ketajaman hati, tidak sekadar rasional. Tim penguji sudah terbiasa menghadapi banyak pelamar kerja, sehingga mereka tahu kesungguhan dan kepura-puraan jawaban yang disampaikan.
Pada tahapan awal inilah sebenarnya bagian sumber daya manusia (kepegawaian atau HRD) sudah mengenali karakter calon pegawainya, sehingga dapat membuat peta kerja dan diletakkan pada devisi yang tepat sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan perusahaan.
FILOSOFI PEKERJA
Setelah mereka diterima bekerja tampaklah siapa yang serius dan hanya sekadar kerja menyesuaikan dengan imbalan gaji, atau hanya sekadar membuang waktu (dari pada menganggur). Hal ini akan mempengaruhi semangat kerja dan kinerjanya.
Bila ada teman kerja bertanya "mengapa  kamu  santai ?" jawaban beragam, ada yang menjawab "taget sudah terpenuh" atau "mengapa harus rajin dan serius, pun toh gajinya hanya segini", "ah jangan terlalu sok lah, tidak usah mengurusi pekerjaan orang lain, itu sana kerjakan tugasmu sendiri".