Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Quiet Quitting dan Quiet Firing, Ibarat Ikan dan Air

22 September 2022   21:45 Diperbarui: 22 September 2022   21:49 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Dibanding dengan era pra digital, dunia kerja saat ini  memberikan keleluasaan dan persaingan yang kuat bagi pekerja dan perusahaan. Hadirnya  sekolah kejuruan telah melahirkan para profesional pemula siap kerja  tanpa pemperhitungankan gaji   yang diterima.

Para pekerja muda yang energik ini menjadi tantangan berat bagi para profesional dewasa dan tua pada jenjang yang sama. Orang dewasa dan tua beban hidup yang ditanggung sudah banyak, maka tawaran kerja harus bisa mencukupi kebutuhan hidup. Sementara para pemula cukup sesuai dengan  Upah Minimum Regional (UMR).

FILOSOFI PENCARI KERJA

Dalam sebuah wawancara seleksi calon pegawai, beberapa catatan penting hasilnya meliputi ;

  • kesiapan pekerja untuk ditempatkan di manapun asal diterima, hal ini berlaku untuk pekerja pemula dan pekerja lama (pernah bekerja di perusahaan lain karena undur diri atau ada perampingan tenaga kerja).  
  • para pekerja pemula menyodorkan gaji dengan jawaban sesuai UMR atau kebijakan perusahaan, sedang pekerja lama memasang nilai tertentu sesuai kebutuhan hidup atau berapapun asal seimbang dengan tenaga yang dikeluarkan.
  • Tujuan bekerja atau target yang ingin dicapai, para pemula menjawab lebih rasional yaitu ingin besar bersamaan perusahaan. Sedang pekerja lama jawabannya abu-abu yaitu ingin mendapat penghasilan tetap dan kontribusi kepada perusahaan sebagaimana kemampuan yang dimiliki.

Sesi wawancara adalah adu ketajaman hati, tidak sekadar rasional. Tim penguji sudah terbiasa menghadapi banyak pelamar kerja, sehingga mereka tahu kesungguhan dan kepura-puraan jawaban yang disampaikan.

Pada tahapan awal inilah sebenarnya bagian sumber daya manusia (kepegawaian atau HRD) sudah mengenali karakter calon pegawainya, sehingga dapat membuat peta kerja dan diletakkan pada devisi yang tepat sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan perusahaan.

FILOSOFI PEKERJA

Setelah mereka diterima bekerja tampaklah siapa yang serius dan hanya sekadar kerja menyesuaikan dengan imbalan gaji, atau hanya sekadar membuang waktu (dari pada menganggur). Hal ini akan mempengaruhi semangat kerja dan kinerjanya.

Bila ada teman kerja bertanya "mengapa  kamu  santai ?" jawaban beragam, ada yang menjawab "taget sudah terpenuh" atau "mengapa harus rajin dan serius, pun toh gajinya hanya segini", "ah jangan terlalu sok lah, tidak usah mengurusi pekerjaan orang lain, itu sana kerjakan tugasmu sendiri".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun