Kesendirian seperti bersepatu sebelah, banyak guncangan ketika berjalan, laksana ombak dalam bentangan samudera, gemuruhnya pekakkan telinga, deburnya basah yang tidak diinginkan, seliar binatang buas, kesendirian siap sikap memakan mangsa, darah selalu mendidik, bergejolak mengaduk hati.
Maka ketika sepatu dikenakan berpasangan antara kanan dan kiri, jelaslah langkah lebih tenang dan injakan telapak kaki terasa rata, melandai mempercepat gerakan. Wal hasil jiwa menjadi lebih tenteram, lebih percaya diri kian lengkap hidupnya.
BERSATU MEMADUKAN KESENDIRIAN
Seringkali menjadi salah satu penyebab galau adalah kesendirian, sehingga dibutuhkan orang lain untuk  mendengar dan membantu mencari solusi , maka hanya seorang kekasih yang bisa melakukan itu, atau merasa sehati.
 Di sinilah Allah memberikan muatan tentang pentingnya keberadaan orang lain sebagai kodrat diciptakannya manusia berpasangan, dialog dengan menggunakan lawan bicara menumbuhkan gairah, meremajakan energi, dan muncul ide-ide baru. Kesendirian membuat seseorang harus bicara dengan dirinya sendiri (self talk) menerawang ke luar angkasa, seperti pembalap bermain di arena tong gila, berputar-putar tanpa lawan dan tiada tandingan.
Keberadaan kekasih memberi warna baru dalam berpikir dan bertindak, memperluas cakrawala dan memoles gaya hidup guna, menyelaraskan apa yang dipikirkan dengan apa yang dilakukan oleh kekasihnya. Sehingga keduanya sebagai pasangan menggenapi kekurangan masing-masing dan berbagi atas kelebihan dan kehebatan. Seperti lidi, seikat lebih kuat.
Begitu juga di saat gembira dibutuhkan teman pesta sebagai tempat menuang rasa sayang. Kelimpahan rizki belum mempunyai makna bila hanya dinikmati sendirian. Seperti keringat yang bercucuran percikannya kembali ke badan.
Gembira yang dirayakan dengan orang lain menumbuhkan rasa pengakuan dan perasaan dihargai, sehingga semangat kerja semakin menggelora, agar bisa mengulang pesta bersama special one orang kesayangan. Dan itu hanya bisa didapat bagi mereka yang berpasangan.
Subhanallah Maha Suci Allah, berbahagialah bagi yang telah menemukan pasangan untuk bersanding lahir dan batin, jiwa dan raga, pikiran dan hasratnya. Menyatukan seorang diri berbeda kelamin, menyatukan antar keluarga berbeda budaya, membingkai kebersamaan dalam tatanan berumah tangga, membangun sebuah keluarga.
Aku yang berasal dari satu tulang rusuk
Kau pisah untuk menjadi sepasang