Mohon tunggu...
Abdul Hamid
Abdul Hamid Mohon Tunggu... Politisi - Mahasiswa Komunikasi

Berbicara seputar apapun yang sedang viral

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Caleg DPRD Asal PAN di Bondowoso Rela Jual Ginjal demi Biaya Kampanye

18 Januari 2024   21:34 Diperbarui: 6 Februari 2024   15:26 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Suara Bondowoso

Seorang calon anggota legislatif (caleg) di Bondowoso, Erfin Dewi Sudanto, bersedia menjual ginjalnya untuk mendanai kampanye. Erfin, yang berasal dari Partai Amanat Nasional (PAN), adalah warga Desa Bataan, Tenggarang, Bondowoso.

Erfin mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif di Dapil I Bondowoso, yang mencakup Kecamatan Kota, Tenggarang, dan Wonosari. Dia bahkan bersedia melelang ginjalnya untuk orang yang membutuhkannya.

Saat ini, proses lelang ginjal masih dilakukan secara konvensional atau langsung bertemu dengan calon pembeli. Erfin menawarkan ginjalnya kepada warga yang ia temui.

"Keputusan ini saya ambil karena saya melihat kondisi demokrasi di Indonesia saat ini yang sangat memprihatinkan," kata Erfin kepada detikJatim di rumahnya pada Selasa (16/1/2024). Menurut Erfin, menjadi calon anggota legislatif membutuhkan biaya yang tidak sedikit, seperti untuk mencetak alat peraga kampanye (APK) dan melakukan penggalangan suara.

"Konstituen sekarang lebih cerdas. Jika hanya memberikan janji tanpa uangnya, mereka tidak akan memilih," ungkap Erfin, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai kepala desa.

Untuk mendapatkan satu suara saja, Erfin mengatakan ia membutuhkan sejumlah uang. Jumlah tersebut dikalikan dengan total suara yang diperoleh di dapil tersebut.

"Saya sudah turun ke masyarakat. Minimal saya butuh lima puluh ribu rupiah untuk mendapatkan satu suara," jelas Erfin.

Erfin mengungkapkan bahwa ia membutuhkan dana sekitar Rp 300 juta untuk biaya kampanye. Dana tersebut akan digunakan untuk mencetak APK dan melakukan penggalangan suara.

"Saya sudah konsultasi ke beberapa calon lainnya. Mereka mengatakan bahwa calon legislatif pertama minimal membutuhkan dana sebesar itu. Jadi, saya harus menyiapkan sejumlah itu," tambah Erfin.

Meski begitu, Erfin mengakui bahwa hingga saat ini belum ada yang tertarik dengan penjualan ginjalnya. Ia pasrah jika ginjalnya tidak terjual dan gagal menjadi anggota dewan.

Erfin menjelaskan bahwa ia telah mencoba berbagai cara agar ginjalnya laku, baik melalui aplikasi pertemanan maupun langsung bertemu dengan masyarakat dalam program door to door.

Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan atau penawaran harga untuk ginjalnya. Meskipun demikian, Erfin tetap berusaha agar lelang ginjal dapat segera terlaksana.

Ahmad Abu Sofyan, seorang pengamat politik di Bondowoso, menyatakan bahwa langkah Erfin hanyalah strategi politik untuk mendapatkan simpati dari masyarakat dan mendapatkan suara saat pemilihan.

"Dalam dunia politik, ada berbagai strategi untuk mencapai tujuan tertentu. Bisa jadi lelang ginjal ini juga merupakan bagian dari strategi politik," ungkap Sofyan, yang merupakan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Bondowoso.

Sofyan menambahkan bahwa strategi semacam ini bertujuan untuk memperoleh simpati dan iba dari masyarakat, sehingga caleg tersebut dapat dipilih saat pemilihan.

"Siapa yang tidak kasihan melihat seorang caleg harus melakukan pengorbanan seperti itu karena kurangnya dukungan finansial," kata Sofyan, yang merupakan lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Muhammad Muhib Alwi, seorang pakar psikologi dari Fakultas Dakwah di UIN Jember, juga tertarik dengan hal ini. Menurutnya, lelang organ ini mungkin hanya sebagai strategi politik. Berdasarkan teori psikologi sosial, "melakukan sesuatu yang unik akan membuat orang mengenal kita". Mungkin lelang organ merupakan bagian dari strategi politik untuk membuat caleg ini dikenal oleh masyarakat.

Muhammad Muhib menambahkan bahwa di era media saat ini, di mana informasi mudah diakses oleh masyarakat, melakukan tindakan yang aneh atau unik dapat menarik perhatian publik. Sesuai dengan Mahfudzot yang berbunyi "kencingi air zam zam, maka anda akan mendapat sorotan dunia. Dengan cara ini, caleg tersebut dapat memperoleh simpati dari masyarakat.

Penulis: Abdul Hamid

Sumber. Detik.com, fdakwah.uinkhas.ac.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun