Mohon tunggu...
H. Hamidi AR
H. Hamidi AR Mohon Tunggu... lainnya -

"Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Prilaku Anak Terhadap Kekerasan Sudah Memprihatinkan...

14 Oktober 2014   20:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:03 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Assalammu'alaikum Wr Wb.

Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras; mereka tidak mendurhakai Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka  dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim [66]:6).

Beberapa hari ini kita ditontonkan dengan Video aksi kekerasan yang dilakukan sejumlah siswa anak sekolah dasar yang  di daerah Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Bahkan rentetan aksi kekerasan sebelumnya pelajar SMP-SMU bahkan sampai perguruan tinggi kita saksikan melalui berita baik televisi, cetak dan Internet.

Dunia pendidikan Alhamdulilah sudah mengalami perbaikan dalam Kurikulum dan Fisik Pembangunan Sekolah tetapi ada yang kita lupakan bahwa Pendidikan diberangi dengan pengawasan .

Orang tua bagian tidak bisa dipisahkan dalam pengawasan di sekolah,  hanya  6-8 Jam sisanya dirumah. Jadi kita sebagai orang tua punya kewajiban mendidik dan  mengawasi mereka.  Tayangan dan media sosial sangat mudah didapat coba kita bayangkan ketika kita menonton salah satu tayangan televisi yang mengundang kekerasan hampir dipastikan anak Sekolah Dasar Mengikuti atau menyakiskan tayangan tersebut akan dipraktekan.  Karena apapun kemasan/ bentuk tayangan televisi berkenaan dengan sinetron mengarah pada kekerasan atau prilaku ucapan akan mudah dipraktekan .

Contoh Judul Sinetron  sudah bagus tetapi ketika doa kepada Allah SW/Tuhan yang Maha Esa mulut dan ucapan seoalah-olah dipermainkan oleh anak pemeran salah satu sinetron tersebut menjadi bahan ikutan anak-anak kita. Belum tayangan berbentuk kekerasan oleh beberapa sinetron sehingga betul kita mengalami perang pemikiran/ghozul fikri.

Apa yang harus kita lakukan oleh orang tua supaya anak kita menjadi anak yang sholeh dan cerdas/Alhamdulilah saya mempraktikan ini Putra saya ada lima putra semua

Pertama Sudah S2 DI UGM/Bekerja partime di perusahaan swasta dan Insya Allah akan menginjak rumah tangga

Kedua STIE Tazkia Sentu (Antoni Syafi'i)l sudah akan lulus

Ketiga Pondok Pesantren Sahid

Ke Empat dan Ke Lima di Pondok Pesantren Parung Bogor

Alhamdulilah semua menuruti apa yang disampaikan orang tua dan peran Istri sangat besar karena sebagai pendidik Istri selalu memantau perkembangan anak .  Apa kemudahan yang kami dapatkan sehingga dapat mendidik anak lebih mudah


  1. Kita cari Harta Yang Halal dal Al-Quran disampaikan; يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (TQS. Al mu’minun : 51)

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

    “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (TQS. Al baqarah : 172)

    Berdasarkan 2 ayat tersebut dapat diambil faedah bahwa hendaknya seseorang memakan apa-apa yang dihalalkan oleh Allah SWT.

    Selain itu, tekait dengan surat al baqarah ayat 172, menyebutkan bahwa pada ayat tersebut Allah memerintahkan hambaNYA untuk memakan apa-apa dari perkara yang halal. Oleh sebab itu, maka ketika kita berusaha untuk mencari rizqi (bekerja) yang halal hendaknya kita mengingat bahwa apa yang kita lakukan merupakan anjuran dari Allah, serta lakukan hal tersebut atas dasar ibadah kepada Allah. Yakni ketika mencari harta (bekerja) dengan niat, tujuan, dan cara mendapatkannya dilakukan dengan cara yang benar (halal).

    Dalam ayat tersebut juga terdapat anjuran agar bersyukur terhadap ni’mat yang diberikan Allah subhanahu wata’ala. Dimana syukur memiliki 3 rukun, yakni :

    -> Pengakuan qalbu bahwasanya apa yang telah didapatkan selama ini adalah semata-mata berasal dari Allah SWT, bukan berasal dari usahanya sendiri.

    -> Menceritakan ni’mat tesebut, seraya memuji Allah subahanahu wata’ala

    -> menjadikan rizqi tersebut sebagai jalan untuk bribadah kepada Allah.

    Dengan bersyukur, sedikitnya harta akan membuat seseorang bahagia, dan banyaknya harta akan menenangkannya. Ketenangan disebabkan karena ia tahu kemana hartanya akan berjalan.

    Berkaitan dengan perintah Allah untuk memakan harta yang dicari dengan cara yang halal, maka Alloh juga melarang hambaNYA untuk mencari harta dan memakannya melalui cara yang bathil (haram). Dimana hal ini juga telah difirmankan Alloh ‘azza wajalla dalam Al quran

    …يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ

    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil…” (TQS. An nisaa’ : 29).

  2. Anak sebagi titipan dan amanah  arahkan kepada hal positif  sejak kecil dengan perkataan yang halus, ajarkan bangun pagi untuk sholat subuh, buat  jadwal untuk menonton televisi, ciptakan suasana harmonis dalam keluarga jika ada pertengkaran jauhi anak-anak karena tidak bagus untuk mental mereka


Inlah sedikit masukan dari saya mudah-mudahan sangat berharga khusus bagi para rumah tangga baru. Saya sebagai wakil rakyat siap untuk terbuka khusus masyarakat jakarta .

Wassalamm'alaikum Wr Wb

H. Hamidi AR

Anggota DPRD DKI Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun