Mohon tunggu...
Hamid Anwar
Hamid Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - PNS Kelurahan

Pegawai kantor yang santai, sambil mengelola blog pribadi http://hamidanwar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita Selama Mudik 7 Hari

27 April 2023   14:24 Diperbarui: 27 April 2023   14:58 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Kampung di Tempuran Magelang / google streetview

#Hari kelima, Minggu 23 April 2023

Minggu pagi di Dusun Gunung Bakal Desa Sumberarum Kecamatan Tempuran. Pagi ini saya memutuskan untuk melihat-lihat suasana kampung setempat. Kami melihat sebuah gubug penjual makanan saya kira adalah menjual bubur tapi setelah ditanya ternyata hanya menjual tempe goreng. Dari situ, saya arahkan langkah kaki menuju persawahan. Persawahan di sini tampak sangat elok dan asri serta pohon kelapa dengan sangat mudah tumbuh di sela-sela persawahan. Ohya saya jadi ingat kalau dulu tempat ini sempat menjadi sentra industri gula jawa dari kelapa. Entah kalau sekarang.

Suasana Dusun Gunung Bakal Sumberarum Tempuran Magelang / google streetview
Suasana Dusun Gunung Bakal Sumberarum Tempuran Magelang / google streetview

Pada hari Minggu ini, jadwal saya hanya akan berkunjung sebentar ke saudara-saudara dekat di Gunungbakal yaitu ke tempat Pakde To, Mbak Sis dan ke tempat Budhe Sri. Di tempat Mbak Sis, saya diceritakan kalau anaknya yang bernama Mbak Erna sekarang merantau ikut suaminya dinas di Bengkulu, sudah punya anak yang sekarang diterima di Kowad setelah gagal tiga kali masuk Polwan. "kurang banyak gininya" katanya sembari membentuk nada fulus dengan tangan.

Adapun di tempat budhe Sri saya menyempatkan makan dengan oseng lombok hijau yang dipadupadankan dengan teri. Sungguh rasa yang sangat nikmat. Tapi anak saya Dayu malah kebelet buang air besar sehingga harus nunut ke toilet dulu sebelum pulang.

Selepas siang, saya sudah sampai kembali di rumah kampung serta persiapan untuk meninggalkan orang tua saya menuju ke Ngawi. Pada pukul 2 siang saya telah selesai bersiap dan ijin berpamitan kepada kedua orang tua saya untuk berangkat ke Ngawi asal usul istri saya. Saya kadang suka sedih kalau harus meninggalkan orang tua sendiri apalagi selama beberapa hari terakhir bisa bercanda mengajak main cucu-cucunya sekarang harus kembali dalam kesepian lagi.

Perjalanan dari rumah di Pabelan menuju ke Ngawi saya pilih melewati jalan konvensional Magelang -- Salatiga. Dalam hati saya berpikiran maksimal satu setengah jam saya akan sudah sampai di pintu masuk tol Salatiga. Namun takdir berkata lain, menjelang Blabak traffic sangat padat sehingga saya harus antri lama. Ditambah lagi indikator mesin saya mendadak naik tanda bahwa saya harus menepi selepas isi bensin untuk mendinginkan radiator. Tidak lupa mengejok dengan metode jedingers di SPBU Blabak.

Selepas Blabak perjalanan berangsur lancar hanya saja saya memutuskan menghindari Simpang Artos karena terkenal biasa padat menumpuk. Saya melewati perkampungan Pandasari Mertoyudan dan berputar di kompleks Pemkot Magelang sana. Perjalanan selanjutnya naik ke Kopeng dan saya lihat istri saya sudah tidur tanda bahwa dia sudah capek sekali. Menjelang pukul empat sore, saya tepikan mobil sebentar di daerah Ngablak untuk shalat ashar.

Masjid tempat saya istirahat shalat ashar / google streetview
Masjid tempat saya istirahat shalat ashar / google streetview

Sesampainya di kawasan wisata Kopeng kendaraan kembali stuck. Cek aplikasi google map, macet Panjang merah merona hingga sampai di Getasan sejauh kurang lebih 4 kilometer. Saya kira penyebabnya adalah ramainya pasar sayur di Kopeng serta wisata-wisata sekitar Kopeng namun demikian kesimpulan saya salah. Ternyata penyebab macetnya adalah simpangan menuju ke Kalipancur / jalan alternatif menuju Grabag. Jarak yang idealnya bisa ditempuh maksimal dalam 10 menit ini kami tempuh dalam waktu 1 jam. Total waktu yang kami butuhkan dari rumah ke exit tol Salatiga ini adalah 4 jam.

Alhamdulillah pada akhirnya kami bisa masuk ke tol Salatiga. Perjalanan dilanjutkan dengan riang gembira dengan geberan rata-rata 90-100 Km / jam serta merapat sebentar ke rest area 519 di Sragen untuk beristirahat serta topup e-toll saya. Tidak sengaja saya menemukan salah satu stand BRI yang menyediakan layanan top up e money Brizzi. Langsung saja saya top up senilai 500 ribu sekalian buat jaga jaga perjalanan ke Jombang. Wah, saya malah mendapat hadiah berupa payung dan pijat gratis dari BRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun