Ada seorang nenek menjual semacam umbi-umbian yang menurut saya namanya adalah midro, tetapi di sana disebut dengan ganyong. Karena saya tahu bahwa rasanya enak, maka kami belilah ganyong dua kilo dua puluh ribu rupiah. Enak.. tapi dingin, tidak hangat. Hehehe..
Setelah sekedar membeli oleh-oleh, tidak lama kami segera turun kembali ke penginapan karena Dayu daritadi merengek minta berenang lagi. Yasudah lah, akhirnya dari pukul sembilan hingga pukul sebelas siang, kami berendam kembali menikmati air panas yang menyegarkan badan ini.
**
Tengah hari, kami check out dan kembali ke Tegal via Slawi. Ngadem sebentar di Toserba Yogya Slawi karena kehabisan susu bubuknya Dayu, kemudian jalan pelan-pelan menuju kota Tegal. Kenapa harus ke Tegal dulu? Karena saya pingin ngajak Tika mampir ke salah satu warung es legendaris di Tegal. Es Sagwan yang ada di dekat Rumah Sakit Kardinah.
Mas penjual siang itu tampak santai, kebetulan sedang tidak ada pembeli. Kami memesan dua porsi es, kemudian mencemil tahu aci dan beberapa gorengan karena lapar belum makan. Es Sagwan ini semacam es cendol yang merupakan campuran santan, cairan gula jawa, dengan cendol yang berasal dari aci. Ditambah tape, rasanya semakin enak dan menyegarkan tenggorokan. Harganya juga cukup murah, cukup enam ribu per gelasnya.
Setelah minum es, perut terasa kenyang kemudian saatnya kami kembali ke Semarang. Tetapi kami harus mampir dulu di Warung Nasi Grombyang Pemalang. Bukannya ingin makan lagi, tapi karena kemarin waktu makan siang, boneka Tayo kesayangan Dayu tertinggal.
"Semoga masih ada.." batin saya.
Beruntunglah karena ternyata barang tersebut masih ada dan diamankan oleh empunya warung di rumahnya. Setelah menunggu barang sesaat, akhirnya boneka biru itu kembali dan Dayu menjadi ketawa-ketiwi lagi.
**