Sesampainya dirumah, saya buka ikatan bunga tersebut. Bunga mawar merah yang segar namun dengan kualitas yang biasa. Langsung saya rendam ujungnya di ember ber air sementara saya tinggal untuk bekerja.
Di jam kerja, saya mencuri-curi waktu untuk melihat tutorial membuat sendiri handbouquet. Saya butuh tissue paper. Dan ketika ada kesempatan untuk pergi ke toko kado dan peralatan, sayangnya tissue paper kosong. Saya pun akhirnya memilih untuk merangkai bunga saya dengan cara yang sangat sederhana. Dengan kertas kado dan pita saja. Pitanya beli di tukang fotokopi lima ratus rupiah, euy!
Akhirnya, mendekati siang bunga tersebut saya bawa ke kantor dan sepulang kantor saya bawa naik angkot ke Salatiga. Di Salatiga, bunga tersebut saya taruh disebelah saya shalat jumat. Hingga kemudian, ia ikut saya menaiki bis ke Solo dan terakhir sampai Ngawi kurang lebih pukul empat sore.
Benar-benar perjuangan yang panjang untuk mempersembahkan bunga kepada orang yang kita sayangi. Tapi saya senang, kok!
Sesampainya di Ngawi, bunga itu langsung saya berikan kepada istri saya. Ia malah menjawab "Kok selo men tuku kembang. Mbok mending aku dikei duit" (kok senggang banget pakai beli bunga, mending aku dikasih uang aja) Hehe.. Saya senyumin saja karena bagi saya, bunga mawar meraah satu tanda cintaaa yang berarti bahwa?
Kalau kalian, kapan terakhir memberi pasangan kalian bunga?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya