Saya merasa sedikit bersalah karena tidak bisa menunjukkan tempat tempat menarik ke Ibuk. Tapi ia kelihatannya bisa mengerti. Bisa diajak jalan-jalan ke Dieng oleh anaknya saja ia sudah merasa sangat senang. Ibuk saya bahkan sampai nangis karena merasa merepotkan saya dan bilang sangat senang saya mau mengantarnya sampai Dieng. Masya Allah..
Sudah mendekati jam tiga sore, kami masuk ke Plateau Theatre. Disana, pemutaran film tentang sejarah Dieng. Selama film diputar, Dayu malah nyanyi-nyanyi. Ah... Bisa saja dek Dayu ini. Begitu pemutaran usai, kami memutuskan untuk pulang saja. Takut kemalaman.
Di sana semacam jalan lingkar yang kami sempat curiga. Saya curiga karena belum pernah lewat dan jalannya cenderung menanjak dan secara administratif malah ikut Kecamatan Garung. Waktu itu, sudah masuk waktu shalat asar karena sudah pukul empat. Akhirnya kami beristirahat di sebuah masjid di daerah Bugel. Disana, pukul empat masjid baru adzan asar. Tampak banyak anak-anak berjaket mengantri untuk mengaji sore. Â Setelah menggunakan cara lokal bertanya pada penduduk sekitar, saya yakin bahwa jalur ini adalah jalur yang benar untuk menghindari kepadatan kota Wonosobo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H