Mohon tunggu...
Hamid Anwar
Hamid Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - PNS Kelurahan

Pegawai kantor yang santai, sambil mengelola blog pribadi http://hamidanwar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Atasi Badan "Drop" di Tengah Jalan

14 November 2017   13:36 Diperbarui: 14 November 2017   14:02 2083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngedrop di Tengah Jalan

Selamat pagi Kota Jogja, pagi ini saya malas sekali bangun karena masih sangat ngantuk. Suasana hati saya juga kurang enak, entah mengapa mungkin karena akhir-akhir ini pacar saya sedang sibuk dengan kuliahnya sehingga waktu kebersamaan kami mulai berkurang. Yang saya herankan, dalam keadaan yang demikian, ia justru semakin jarang membalas pesan saya. Ah, mbuh lah mending kami segera mandi dan persiapan untuk pulang.

Perjalanan dari Jogja menuju kembali ke Kendal sungguh sebuah perjalanan yang sangat tidak enak. Badan saya mungkin mulai protes karena saya paksa beraktivitas terus menerus. Kepala saya mulai nyut-nyutan dan saya mulai merasakan kedinginan. Dengan meninggalkan segala kejantanan dan kehormatan, Nona saya suruh berada di depan mengemudikan motor dan saya ingin tidur. Ya tidur, pemirsa. Itung-itung emansipasi wanita, lah ya.

Di Temanggung, saya benar-benar ingin merebahkan badan. Kami menghampiri penjual es degan yang ada di sekitar jembatan Kranggan, pesan es degan dan saya pun tiduran di balai-balai yang tersedia.

Perjalanan dilanjutkan dan saya terus terang bilang kepada pacar saya kalau saya tidak kuat lagi mengantarnya sampai ke rumah. Begitu sampai di Kota Ngadirejo, ia saya beri uang untuk naik bis lanjut ke rumah sementara saya akan kembali ke Muntilan, ke rumah orang tua saya. Tetapi badan saya berkata lain. Kondisi cuaca yang gerimis, badan yang mulai menggigil, memaksa saya untuk beristirahat. Saya pun akhirnya terpaksa tidur di sebuah masjid.

Tidur di masjid (rakyatku.news.com)
Tidur di masjid (rakyatku.news.com)
Setelah tidur sekira dua jam, saya merasa agak baikan. Dan dalam dua setengah jam perjalanan ke rumah, saya mengemudikan motor dengan pelan sambil menahan rasa pegal-pegal yang terasaa di sendi-sendi pertulangan. Saya masuk angin, saudara-saudara!

Sesampainya di rumah, emak merasa sangat khawatir atas kondisi saya. Maklum saya adalah anak satu-satunya. Ia lalu membuatkan saya teh panas, dan setelah mandi saya langsung dikerokin.

Kerokan (foto pribadi)
Kerokan (foto pribadi)
Emak saya, yang merupakan generasi tua, sudah paham mana balsem yang bagus dan yang tidak, maka dari dulu emak saya selalu bilang kalau urusan balsem ya Cap Lang. Benar kata emak, ternyata setelah dikerokin dengan uang benggol dan Balsem Lang, badan saya terasa sangat enteng. Esoknya saya bisa kembali ke tanah perantauan dengan sehat bugar waras wiris.

Balsem Lang (Amazon.com)
Balsem Lang (Amazon.com)
"Gimana kondisinya sudah baikan belum? Cepetan minum obat" bunyi pesan dari pacar saya sembari mengabari kalau ia sudah sampai rumah dengan selamat.

"Alhamdulillah udah baikan.. Habis dikerokin nih.." Balas saya.

Nah, dikit-dikit jangan minum obat. Kalau hanya masuk angin atau sakit kepala, kerokan dulu saja lah.  Sambil dikerok, sambil melepaskan hormon endorphin yang membuat jiwa semakin rileks. Kini, Balsem Lang selalu saya sediakan dan saya masukkan ke dalam ransel kemana saya pergi. Terimakasih Balsem Lang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun