Celoteh pacar saya dari belakang jok sepeda motor.
"hahaha... Bisa saja kamu ini"
Jawab saya yang merasa terhibur.
Empat jam sudah kami berjibaku melibas jalanan yang kasar dan meliuk-liuk. Sesekali kami hanya berhenti beristirahat makan, shalat ataupun pipis. Dan pada akhirnya hari sudah mulai gelap saat kami sampai di Yogyakarta.
"Endi omahe om iwan, non?" (Mana rumahnya om iwan, non?) tanya saya kepada Nona.
"Jl. HOS Cokro. Yang jualan bakpia" Jawabnya
**
Malam minggu di Jogja, bagi sebagian besar orang pasti terdengar asik dan mengasikkan. Benarkah demikian?
Setelah makan bareng dengan ikan asap yang kami bawa dari Kendal, kami berdua bersama Boy dan Aming terlibat pembicaraan yang ngalor ngidul. Akhirnya kami putuskan untuk jalan-jalan saja daripada pembicaraan meluas menjadi ngetan ngulon.
Pertama kami datang ke Alun-alun Kidul dan naik odong-odong dewasa. Selanjutnya lanjut minum kopi joss di sekitaran Stasiun Tugu. Boy yang berbadan gendut, seakan memperlihatkan selera makannya yang benar-benar rakus. Meski sudah makan berat dan ngemil aneka jajanan, jam satu dini hari ia masih merengek minta ditemenin beli mie godog dekat rumah om Iwan.