Oleh HamidahÂ
Puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan perasaan atau pikiran manusia dengan menggunakan kekuatan diksi sebagai medianya. Diksi adalah pilihan kata yang digunakan sebagai upaya mengekspresikan perasaan penyair. Pemilihan kata dalam puisi dilakukan secara cermat dengan mempertimbangkan rima dan maknanya. Pada puisi yang sering ditulis oleh penyair atau oleh siapapun sebagai penikmat karya seperti salah satu penulis puisi dengan judul Dunia Tanpa Batas karya Nursjamsu, sangat terlihat bahwa penyair mengekpresikan kereligiusannya. Penyair memilih kata yang benar-benar dapat menggambarkan suasana pada puisi tersebut.
Pada baris pertama dan kedua, penyair menggunakan diksi yang biasa namun dapat memberikan kesan pertanyaan kepada pembaca, "Mengapa kita harus menunggu mereka tidur? Apa yang harus kita nikmati?" Diksi yang biasa itu tetap kuat karena secara tidak langsung, puisi tersebut menggambarkan suasana malam hanya dengan menuliskan klausa "tidur lelap semua".
Pada baris ketiga, keempat, dan kelima, penyair menggunakan diksi repetisi, yaitu pengulangan kata "tanpa" yang berarti dunia sepi, daun tidak berbunyi, dan hati tenang. Artinya, ketika malam, segalanya sunyi. Bahkan di baris keempat dan kelimat penyair memainkan rima, yaitu rima "au". Rima ini mengindahkan bunyi dari puisi tersebut.
Pada baris keenam dan ketujuh, penyair menggunakan kata "Hening ..." sebagai bentuk kesunyian dari baris ketiga, keempat, dan kelima. Penyair juga menambahkan tanda titik sebagai bentuk penegasan bahwa malam itu benar-benar hening, sepi, dan sunyi. Pada baris ketujuh, terlihat aspek religinya karena penyair menggunakan kata "Bersama K.A.U" yang berarti bersama Tuhan. Kedua baris ini sangatlah kuat penggambaran suasana malam yang sepi dan religinya.
Dari setiap baris yang ditelaah kekuatan diksinya, dapatlah diketahui maknanya bahwa malam merupakan waktu yang tepat untuk bisa bersama dengan Tuhan. Kesunyian malam akan membuat manusia khusyuk berdekatan dengan Tuhan. Kekuatan diksi dari puisi Dunia Tanpa Batas karya Nursjamsu mampu mengingatkan pembaca untuk bisa mengintrospeksi diri, mencurahkan keresahan, juga berdoa kepada Tuhan di waktu malam melalui shalat tahajud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H