Hj. Indah Putri Indriani, S.Ip. M,Si. perempuan pertama yang menjadi pemimpin di Sulawesi Selatan yakni Bupati di Kabupaten Luwu Utara, Â Saat menjadi inspektur Upacara Bendera pada Hari Pahlawan Nasional tanggal 10 November 2017 (kemarin) telah menampakkan rasa haru serta kebanggaannya atas pengukuhan Almarhum Ayahanda Prof. Lafran sebagai salah satu Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Joko Widodo.
Sosok Perempuan yang pernah menggeluti karirnya di bidang akademis, seperti Dosen Pascasarjana Ilmu Politik di Universitas Indonesia, Dosen Pada fakultas ilmu sosial dan politik di Universitas Bung Karno serta dosen di Universitas Muhammadiyah.
Setelah menghabiskan waktu di bidang akademis, kemudian memilih terjun di dunia politik dengan jabatan strategis sebagai Wakil Bupati pada masa bhakti 2010-2015 dan berani mengambil langkah berikut, maju bertarung serta menangkan pertarungan sebagai Bupati periode 2016-2021.
Kesuksesan karir, popularitas serta elektabilitas di dunia politik yang diraih oleh perempuan ini tidak membuat dirinya melupakan identitasnya sebagai kaders HMI, salah satu organisasi Islam Terbesar di Bangsa ini dengan basis keumatan dan kebangsaan.
10 November 2017, terlepas dari Hari Pahlawan Nasional yang mengingatkan seluruh generasi di Bangsa ini atas perjungan para pejuang-pejuang terdahulu, hari Pahlawan Nasional Tahun ini juga merupakan bagian dari Momentum yang sangat berharga bagi seluruh kaders Hijau Hitam.
Hari berharga ini kemudian dibuktikan oleh sosok Perempuan yang berusia 40 th ini, Yunda, Indah Putri Indriani tidak enggan menampakkan eksistensi dirinya sebagai sosok Korps HMI-Wati (KOHATI) yang pernah di gamblang saat mengikuti basic training di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) semasa dirinya menjadi mahasiswa di kala itu.
Apa yang dilakukan pemimpin perempuan pertama di Luwu Utara ini selain sebagai bentuk penghargaan atas pengukuhan gelar pahlawan yang diberikan kepada Ayahanda Prof. Lafran Pane. Yunda Indah juga menunjukkan bentuk kepedulian dan pesan kepada seluruh kader HMI terutama KOHATI di organisasi HMI bahwa menjadi perempuan dengan identitas perjuangan dalam sebuah proses adalah keberhasilan sesungguhnya yang akan kita toreh.
Tuturnya sebagimana yang beritakan oleh RILIS.ID, Masamba, Sabtu 11/17. " Kita ini adalah kader HMI juga kader umat dan bangsa yang digembleng untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. Jadi jaga marwahnya, konsisten pada pengkaderan agar kedepan estafet kepemimpinan senantiasa diduduki oleh kader-kader bangsa yang kapabel" dan "untuk mengisi kemerdekaan perlu menjaga keutuhan bangsa gar tidak terpecah belah, insya Allah persetuan merupakan energi besar dalam mewujudkan cita-cita para pahlawan kita"
Perempuan ini juga, dapat memprtegaskan keberadaan HMI di daratan Luwu Utara Sulawesi Selatan. Melalui momentum tersebut, dia juga telah menampakkan konsistensi dirinya sebagai alumni HMI serta KOHATI kepada seluruh warga Masyarakat Luwu Utara Sulawesi Selatan dan Umumnya kepada seluruh Kaders HMI maupun KOHATI di Indonesia dengan cara mengenakkan atribut organisasi yakni gordon dengan kapasitasnya sebagai seorang Bupati dan juga merupakan Kader HMI-Wati usai menjadi ipektur upacara.
Gordon merupakan salah satu atribut  organisasi di Himpunan Mahasiswa Islam dan biasanya, yang sering menggunakan atribut ini adalah kaders yang masih aktif di organisasi.
Kali ini berbeda, yang mengenakkan atribut HMI bukanlah kaders yang masih aktif
secara internal organisasi melainkan sosok Bupati perempuan pertama di Jazirah Luwu Utara, yakni Indah Putri Indriani yang juga kaders HMI sekaligus KOHATI. Meskipun gordon yang dikenakannya hanya dikalungi oleh Ketua HMI komisariat I La Galigi Cabang Palopo Usai menjadi Inspektur Upacara Hari Pahlawan Nasional 10 November 2017 itu.
Sebagai kaders HMI sekaligus KOHATI tentunya banggga dengan  apa yang ditunjukan kader KOHATI yang menjabat sebagai Bupati Kabupaten Luwu Utara ini dibanjiri apresiasi dari berbagai kaders HMI di seluruh Tanah Air melalui sosial media. Dari kebanggaan, semangat, serta rasa haru pun tidak lupa diungkkapkan di medsos disertai gambar Yunda Indah yang mengenakan Gordon tesebut.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan salah satu organisasi tertua di bangsa ini. Di Yogyakarta, organisasi HMI digagas oleh Almarhum Ayahanda Prof. Lafran Pane tepatnya, 5 Februari 1947 atau dua tahun setelah kemerdekaan dengan tujuan mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat Rakyat Indonesia dan menegakkan serta mengembangkan agama islam.
Adapun tiga alasan yang disebut Almarhum Ayahanda Agus Salim Sitompul bahwa Almarhum Ayahanda, dengn gagasannya untuk mendirikan organisasi ini adalah terkait persoalan situasi negara Republik Indonesia, stuasi umat islam Indonesia serta situasi perguruan Tinggi dan kemahasiswaan. Ketiga alasan tersebutlah kemudian memicu semangat almarhum ayahanda Untuk menggagas wadah  yang dapat mempertahankan kemerdekaan. Artinya Indonesia memiliki hutang Budi terhadap gagasan serta perjuangan Almarhum Ayahanda Lafran Pane.
Maka dari itu, Gelar Pahlawan Nasional yang diberikan kepada almarhum oleh negara ini adalah sesuatu hal yang wajib sebab perjuangan serta pengorbanan Almarhum Ayahanda Lafran Pane dalam menggagas HMI dikala itu bukanlah sesuatu hal yang biasa.
Memaknai hari pahlawan, sebagai salah satu bentuk semangat baru dalam menghadapi pergolakan zaman saat ini, merupakan sebuah keharusan yang menjadi penegasan terhadap seluruh generasi terutama kaum perempuan dalam mempertahankan eksistensinya sebagai kaum mudi yang juga memiliki hak yang sama sepertiyang telah dicontohi oleh Bupati Luwu Utara  Sulawesi Selatan, Yunda Indah.
"Jayalah KOHATI, Bahagia HMI.Â
Yakin Usaha Sampai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI