Mohon tunggu...
Hamida Umalekhoa
Hamida Umalekhoa Mohon Tunggu... Institut Tinta Manuru -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Maya Jadi Nyata (Iqraini dan Zaman)

1 November 2017   23:10 Diperbarui: 1 November 2017   23:59 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi : Telecomlead

Tanpa disadari, dirinya justru terjerumus oleh hasutan iblis. Meski dia tahu disepanjang sejarah peradaban manusia akan terus digoda oleh iblis dengan macam-macam rayuan. Dia tidak perduli hal semacam itu.

"Aku tetap semangat untuk membayangkan hal-hal yang sampai pada akhirnya akulah yang menang dalam perkara ini" kata Iqraini saat dirinya menikmati suatu sore di taman depan rumah.

Iqraini menghentikan alur pikirnya yang masih berupa angan kosong itu sesaat setelah dirinya dikagetkan dengan suara dering pesan Via WA di handphone nya.

"lagi apa beb" kata temannya pada pesan wa yang deringnya memecahkan konsentrasi iqraini.

"lagi didepan aja, nikmatin sore Raa" jawab iqraini, membalas pesan Rara teman akrabnya.

Lima menit kemudian tak ada lagi balasan dari Rara.

Hening, kemudian menciptakan kedamaian dalam ruang gelap tanpa cahaya. Iqraini masih melanjutkan angannya membayangkan sosok lelaki yang beginya adalah masalah, masalah masa lalunya.

Sedangkan diseberang yang jauh, zaman  sama sekali tidak hiraukan dengan apa yang sebenarnya terjadi disela-sela pertunjukan drama sikapnya. Acuh, bahkan sama sekali tidak peduli apa yang dirasakan temannya yang satu ini.

Seperti biasanya, keseharian zaman sebagai anak muda yang suka pada perjalanan-perjalanan yang memberikan inspirasi baru dalam hidupnya. Ia justru pergi berlanglang buana mengahabiskan waktu libur di kampung kelahirannya.

Sesering iqraini hendak menanyakan  keberadaannya, pesan singkat WA serta menelponnya tidak luput dari awas iqraini terhadap kekhawatirannya pada zaman. Masih sama seperti sebelumnya, zaman tetap tak perduli terhadap kekhawatiran iqraini atas dirinya.

Layar handphone yang masih terjaga, tidak lepas dari mata iqraini yang tetap menatap seraya berharap balasan dari dari seberang yang jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun