Mohon tunggu...
Fajrin Hamid
Fajrin Hamid Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Alumni S1 Universitas Islam Madinah Arab Saudi jurusan Dakwah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Orang Buton Di Huamual Petuanan Luhu

28 Juni 2024   15:41 Diperbarui: 14 Juli 2024   16:28 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Orang Buton : La yusurie

Setibanya mereka di huamual profesi sebagai petani terus digeluti. Orang buton dikenal dengan suku pekerja keras, sabar dan ulet. Bukit-bukit yang menjulang tinggi seperti di dusun nasiri, limboro, mangge-mangge habis dibabat untuk berkebun menanam cengkeh dan pala. Dahulu orang negeri mengira orang buton tidak akan bertahan lama di kawasan itu karena medannya yang terjal dan bukitnya yang tinggi. 

Tapi ternyata anggapan mereka keliru, bahkan orang buton mampu bertahan dan membuka berhektar - hektar lahan untuk berkebun. Bukit yang tinggi dan tanah bebatuan di beberapa kawasan tertentu tidak menghalangi semangat orang buton untuk menanam benih-benih masa depan bagi generasi anak cucu mereka.

Jika dilihat dari sejarah dan pola hidup masyarakat, generasi awal adalah generasi yang paling tangguh dan berhasil. Betapa tidak, setibanya mereka di pesisir huamual mereka diperhadapakan dengan gunung dan bukit-bukit hutan yang masih padat. 

Perkampungan kecil biasanya dibangun disekitaran kaki sungai, dengan peralatan seadanya mereka menanam kelapa, pisang dan ubi-ubian untuk memenuhi kebutuhan hidup, sembari mereka menaklukan pohon-pohon besar untuk menanam cengkeh dan pala.

Dari generasi pertama lahir generasi kedua, generasi kedua masyarakat setempat ada yang masih melanjutkan profesi pendahulunya yaitu membuka lahan perkebunan yang jarakanya tidak lagi muda dicapai karena jauh dari pesisir pantai. 

Oleh sebab itu, sebagian dari mereka lebih memilih sekolah untuk mengubah nasib yang lebih baik. Generasi kedua ini lebih sedikitnya mereka yang telah menikmati hasil cengkeh, pala, dan hasil perkebunan lainnya yang ditanam oleh pendahulu mereka. Dengan modal itu kemudian mereka melanjutkan pendidikan ditingkat yang lebih tinggi lagi.

SEKOLAH DAN PENIDIDIKAN

Sekolah pertama di kawasan ini berada di dusun kambelu yaitu sekolah SD yang berdiri sekitar tahun 1950 an. Kemudian disusul sekolah di dusun amaholu dan sekolah Madrasah diniyyah di limboro sekitar tahun 1960 an akhir.

Untuk mengakses pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi masyarakat setempat harus ke negeri petuanan Luhu dengan cara tinggal atau numpang bersama masyarakat disana, istilah orang buton "piana piara." Selain Luhu destinasi lain untuk mengenyam pendidikan pada tingkat SMP dan SMA ada di kota ambon terutama sekolah Muhammadiyah talake, sekolah madrasah di tulehu dan madrasah alfatah di kota ambon.

Generasi awal etnis buton di pesisir huamual yang memilih jalur pendidikan untuk mengubah hidup termasuk yang cukup berhasil, ada diantara mereka yang menjadi guru, kepala sekolah, polisi, TNI, bahkan dari generasi awal ini ada yang menjadi Kapolsek di waisala yaitu Almarhum Bapak Wahab Holimombo berasal dari dusun limboro.

Sepak terjang orang buton di Huamual terutama di petuanan luhu memiliki kemajuan yang sangat signifikan, di bidang pendidikan saat ini guru yang berstatus PNS dikawan ini tidak terhitung lagi jumlahnya, belum lagi sarjana yang hampir di setiap rumah tidak kurang dari satu atau dua orang sarjana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun