Mohon tunggu...
Fajrin Hamid
Fajrin Hamid Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Alumni S1 Universitas Islam Madinah Arab Saudi jurusan Dakwah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam Melawan Rasisme dan Diskriminasi

8 Juni 2024   04:26 Diperbarui: 21 Juni 2024   15:58 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diskriminasi dan rasisme adalah masalah sosial yang sering terjadi di masyarakat. Hampir di setiap lapisan masyarakt isu diskriminasi dan perlakuan rasis masih terus terjadi, terutama ditengah kelompok masyarakat yang Heterogen. Perbedaan latar belakang sering kali menjadi sebab terjadinya sikap diskriminasi.

Membeda-bedakan kelompok manusia adalah sifat jahiliyah (terbelakang) yang harus dihindari, sebab kemajuan suatau kelompok masyarakat ditandai dengan kedewasaan dalam menerima perbedaan. Perbedaan adalah suatu keniscayaan yang harus diterima, apalagi di negara indonesia yang memiliki beragam suku dan budaya. Perbedaan - perbedaan ini adalah warisan yang yang harus dijaga dan dirawat secara berjamaah.

Islam sejak awal telah mengutuk sikap rasis dan membeda-bedakan ras manusia. Islam memandang bahwa semua manusia pada dasarnya adalah sama, dari mahluk yang sama dan dari unsur yang sama yaitu tanah. Islam menempatkan pribadai manusia pada kedudukan yang tinggi dan mulia, apapun latar belakangnya atau dari suku bangsa manapun, selama ia adalah manusia maka wajib dihargai dan diperlakukan sebagaimana mestinya.

Fenomena kebencian, sentimen dan perlakuan tidak adil diantara kelompok manusia itu karena tidak memahami eksistensi manusia sebagai mahluk yang mulia dimuka bumi. Manusia adalah mahluk  yang Allah ciptakan dengan sebaik-baik penciptaan. Merendahkan kelompok manusia hanya karena perbedaan latar bekakang berarti telah menghinakan ciptaan Allah SWT.

Perlu kiranya kita pahami makna diskriminasi dan rasis. Diskriminasi adalah sikap atau kebijakan yang memperlakukan seseorang atau kelompok secara berbeda dan tidak adil atas dasar latar belakang tertentu atau karakteristik tertentu. Adapun Rasis merupakan sikap merendahkan seseorang atau kelompok dengan alasan ras, baik berupa warna kulit, rambut, bahasa, kebiasaan, asal usul dan yang lainnya. Rasis bahkan bisa berkembang menjadi paham atau ideologi yang meyakini bahwa ras tertentu lebih unggul dari ras kelompok lain, dan paham semacam ini dinamakan rasisme.

ASAL MULA RASISME

Dalam islam perilaku rasis asal usulnya berasal dari sikap Iblis yang menganggap rasnya lebih baik dari ras manusia. Kisahnya bermula ketika Allah SWT memerintahkan Jin dan Malaikat untuk bersujud kepada Adam AS yang Allah angkat sebagai Kahlifah atau pemimpin di muka bumi, namun Iblis menolak perintah Allah dengan alasan bahwa ia lebih baik dan lebih hebat dari Adam. Firman Allah dalam Alquran :

"Sungguh kami telah ciptakan kalian kemudian membentuk kalian kemudian Kami berkata kepada Malaikat bersujudlah kalian kepada Adam maka mereka semua sujud kecuali Iblis tidak termasuk golongan yang sujud."  (QS : Alaraf 11)

"Allah berkata : apa yang menghalangimu untuk tidak sujud saat Aku perintahkan, Iblis berkata : aku lebih baik darinya Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau ciptakan dia dari tanah." (QS : Alaraf 12)

Iblis menolak untuk sujud kepada Adam lantaran ia menganggap bahwa unsur api yang ada pada dirinya lebih unggul dari unsur tanah yang Allah SWT ciptakan Adam darinya. Sikap Iblis ini bukan saja telah menolak perintah, tapi juga telah merendahkan Adam yang diciptakan dari tanah, padahal mereka sama-sama mahluk ciptaan Allah, bedanya yang satu diciptakan dari api dan yang satunya lagi  diciptakan dari tanah. Selain itu, Iblis juga tidak mau menerima kehebatan Adam AS yang Allah pilih sebagai khalifa di muka bumi, ia berlaku hasad atau iri hati karena Adam dipilih sebagai Khalifah bukan dirinya yang menurutnya lebih layak.

PERLAKUAN RASIS PADA  MASA LAMPAU

Bangsa arab sebelum kedatangan islam adalah bangsa yang primitif. Perilaku rasis dan fanatisme tumbuh subur dimana-mana. Yang paling sering menerima perlakuan diskriminasi adalah budak dan kaum perempuan. Di zaman arab jahiliyah perempuan hampir tidak ada nilainya, bahkan mereka merasa malu jika memiliki anak perempuan. Maka tak jarang mereka sering membunuh anak-anak perempuan dengan cara dikubur hidup-hidup. Selain itu, bangsa arab juga dikenal sebagai bangsa yang memiliki fanatisme kesukuan yang sangat tinggi. Peperangan dan konflik antara suku bukanlah hal baru di kalangan bangsa arab, sebab setiap suku ingin menunjukan eksistensinya sebagai yang terbaik dan perkasa.  Bertahun-tahun lamanya bangsa arab tumbuh dalam kondisi masyarakat yang tidak sehat, hingga islam datang kemudian memuliakan manusia dan mengangkat derajatnya agar manusia tidak saling merendahkan.

Selain bangsa arab, eropa dan amerika juga hingga saat ini tidak lepas dari tindakan rasis pada unsur manusia. Pertikaian antara ras kulit putih dan kulit hitam hampir tidak pernah selesai. Di Eropa penjajahan dan perbudakan pada manusia meninggalkan bekas yang sulit untuk dilupakan. Bangsa kulit hitam sering dieksploitasi hak dan derajatnya sebagai manusia. Bahkan dahulu di eropa ada yang namanya Kebun bintang Manusia (Human zoo), para kolonial barat mengumpulkan budak manusia dari berbagai daerah jajahannya untuk dipajang di kandang seperti binatang yang menjadi tontonan para wisatawan.


CARA ALQURAN MELAWAN RASIS

Islam adalah agama langit yang mengatur semua tindak tanduk manusia, memberi petunjuk kepada jalan yang benar, termasuk perilaku sosial manusia. Alquran menegaskan bahwa perbedaan pada identitas  ras dan bahasa adalah ayat (bukti) kebesaran Sang Pencipta. Allah SWT berfirman :

"Diantara tanda-tanda (kebesaran-Nya) penciptaan langit dan bumi dan perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar bukti bagi orang-orang yang mengetahui". (QS : Arrum 22)

Alquran juga menjelaskan bahwa perbedaan pada kelompok manusia bukan untuk menciptakan segregasi atau sekat antara satu dengan yang lain, tapi untuk saling mengenal dan mengahargai, menjaga dan menghormati. Allah SWT berfirman :

"Wahai manusia sungguh kami telah ciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan kami jadikan kalian berbangsa dan berkabilah untuk saling mengenal, Sungguh orang yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kalian, sungguh Allah Maha mengetahui dan Maha teliti". (QS : Alhujurat 13)

Dengan kelebihan akal pikiran dan bentuk fisik Alquran memuliakan ras manusia sebagai mahluk yang paling unggul di antara mahluk lain di muka bumi. Allah SWT berfirman :

"Sungguh kami telah muliakan anak adam dan kami angkut mereka di darat dan di laut, dan kami anugerahkan mereka rejeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka diatas banyak mahluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna". (QS : Al- Isro 70)

RASULULLAH SAW MELAWAN RASIS

Pesan-pesan Alquran berkenaan dengan persamaan dan anti segregasi ras manusia bukan hanya nilai-nilai yang sifatnya teoritis, tetapi diimplementasikan oleh Rasulullah SAW dalam wujud nyata berupa perilaku, sikap dan keputusan.
Hal pertama yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah membangun presepsi baru yang menjadi perekat di tengah-tengah kaum muslimin yaitu ukhuwah islamiyah yang berlandaskan iman dan takwa. Ukhuwah islamiyah yang dibangun oleh Rasulullah SAW untuk menyatukan perbedaan latar belakng suku dan kabilah ini nampak jelas di awal-awal dakwah ketika fase mekkah, komposisi assabaiqunal awaaluna tidak hanya berpusat pada suku Quraisy saja, tapi merangkul semua kelompok termasuk para mantan budak seperti Bilal bin Rabbah dan Khabbab bin arats. Mereka tidak canggung untuk menyatu dengan orang-orang seperti Abu Bakar, Usman, Abdurahman bin Auf dan suku Quraisy lainnya. Mereka hanyut dalam ruh keimanan yang tinggi dan membuang fanatisme kesukuan yang telah mengakar di masyarakat arab jahiliyah.
Saat Haji wada di akhir masa kenabian, Rasulullah SAW menyampaikan pesan penting yang dihadiri ribuan kaum muslimin yang berhaji di padang arafah :

"Wahai manusia ! sungguh Rabb kalian satu, tidak ada keistimewaan orang arab atas non arab, tidak juga non arab atas orang arab, dan tidak ada keistimewaan bagi simerah atas sihitam, tidak pula sihitam atas simerah, kecuali dengan takwa, ketahuilah orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah SWT adalah yang paling bertakwa". (HR : Albaihaqi)

Ukhuwah islamiyah (persaudaran seagama) juga bisa ditemukan saat fase madinah. Setibanya Rasulullah SAW di Madinah ada beberapa hal besar yang digagas, salah satunya adalah mempersaudarakan dua komunitas muslim Muhajirin dan Alanshor. Dengan karakter dan latar belakang yang berbeda-beda mereka mampu menyatu membangun komunitas baru di Madinah. Agama dan keimanan berdiri diatas segala-galanya. Embel-embel suku dan yang lainnya bukan lagi sesuatu yang dibangga-banggakan atau dibesar-besarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun