"Kau pikir kalau tidak ada kurir barang orang akan sampai dengan sendirinya, kau harusnya bangga jadi kurir, kurir adalah ujung tombak perusahaan, meski tak berdasi, tampak kotor dengan debu jalanan, panas-panasan, hujan-hujanan, belum lagi resiko kecelakaan, tidak semua orang bisa menjadi kurir seperti dirimu." Lanjutku.
...
Setelah mendengar kata-kataku, raut sedih di wajah Sugandi tadi mulai menghilang, wajah sumringah yang kerap ditutupinya akhirnya kembali muncul.
Sambil meminum dawet yang hampir habis, dalam hati aku berkata "Ternyata hidupku tak seburuk itu, masih banyak orang diluar sana yang memiliki problematika hidup jauh lebih banyak dariku, walau aku kerap dianggap sebagai pengangguran karena hanya hanya bekerja sebagai freelancer tapi kehidupanku masih lebih mudah daripada orang lain yang harus bertaruh nyawa di jalanan demi menyambung kehidupan."
Tak lama setelah itu kami berpisah dan kembali ke kehidupan masing-masing untuk menghadapi realita hidup yang penuh tantangan.
#JNE #ConnectingHappiness #JNE33Tahun #JNEContentCompetition2024 #GasssTerusSemangatKreativitasnyaÂ
* Note: artikel ini tidak bermaksud mendiskreditkan profesi tertentu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H