Kunjungan ketiga, datang lagi pegawai fintech. Kali ini bukan dari Ovo melainkan dari Boost. Karena terlanjur kecewa dengan dua kunjungan awal akhirnya fintech kedua ini hanya menjelaskan ala kadarnya. Dan diakhir penjelasan si pegawai memasang barcode lain di gerobak Pak Imron. Dan ujungnya sama tanpa ada kejelasan dan kelanjutannya.Â
Akhirnya hingga pertengahan bulan ramadhan ini ada dua stiker barcode fintech tanpa bisa dipakai di warung lalapan Pak Imron. Di ujung perbincangan sepertinya Pak Imron dan keluarga sudah tak berminat lagi dengan fintech. Lebih memilih cara tradisional saja, bayar dengan uang lebih simpel bagi mereka.Â
Sangat disayangkan memang, semangat keluarga pengusaha ini untuk mengenal teknologi fintech harus sirna karena dibohongi oknum. Mungkin di luar sana banyak juga pedagang-pedagang yang mengalami nasib yang sama dengan Pak Imron ini. Di usahanya ditempeli berbagai stiker barcode fintech yang nyatanya tak bisa digunakan.Â
Semoga kisah ini bisa dibaca dan diperhatikan oleh pengelola fintech seperti Ovo, Boost dan perusahaan lainnya. Dengan harapan fintech lebih bisa berkembang lagi dan dinikmati banyak pihak, termasuk pengusaha kecil dan menengah yang ada di daerah seperti Pak Imron dan warung lalapannya. Semoga bermanfaat.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI