Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ayo Kita Ramaikan Pasar Takjil Dadakan di Lingkungan Sendiri

27 Mei 2018   23:21 Diperbarui: 27 Mei 2018   23:31 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moment bulan puasa pasti tak akan dilewatkan oleh banyak orang. Banyak masyarakat yang membuat pasar dadakan untuk menyambut bulan suci ini. Tak heran jika sangat banyak spot lokasi pasar takjil di sekitar kita. Ada yang menggunakan bahu jalan sebagai lokasi berjualan, ada pula yang sengaja menutup akses jalan untuk sepenuhnya dijadikan pasar dadakan. Tentu saja lokasi kedua ini sudah sepertujuan warga sekitar yang juga membuka stand berjualan di tempat tersebut.

Di Kota Malang sendiri juga mengalami fenomena pasar dadakan di bulan Ramadhan. Hampir setiap RT/RW memiliki tempat pasar dadakan yang menjual aneka takjil sendiri. Hal ini memang sangat memudahkan warga lain yang sedang berpuasa, dimana mereka tak perlu susah payah menyiapkan menu berbuka. Tak hanya itu, banyaknya mahasiswa yang tinggal di sini membuat geliat pasar dadakan lebih ramai. Bagaimana tidak, para mahasiswa inilah pembeli yang paling ditunggu-tunggu pedagang, karena kebanyakan mereka memang suka njajan.

Memang banyak lokasi yang menyediakan stand takjil yang lengkap dan banyak pedagangnya, salah satunya berada di sepanjang jalan Seohat (Sukarno-Hatta) dan beberapa lokasi di Kota Malang. Namun bagi saya, pasar tarjil dadakan yang perlu rutin kita kunjungi adalah pasar yang berada di sekitar rumah kita. Setidaknya saya punya lima alasan kenapa lebih baik memilih pasar dadakan di lingkungan sendiri daripada lokasi lain walaupun soal kelengkapan masih ada yang kurang. Berikut lima alasannya:

Pertama, meningkatkan ekonomi warga sekitar. Dengan berbelanja di pasar takjil dekat rumah kita bisa meningkatkan ekonomi para tetangga. Karena memang merekalah yang berjualan di stand pasar tersebut. Semakin sering kita berbelanja di pasar tersebut, maka semakin sejahteralah para pedagangnya yang notabene masih tetangga kita.

Kebanyakan penjual adalah warga sekitar (dok. Wakhid tulus)
Kebanyakan penjual adalah warga sekitar (dok. Wakhid tulus)
Kedua, belanja sambil menjalin silaturahmi. Karena penjual masih tetangga di sekitar lingkungan rumah, maka kita bisa berbelanja sekaligus menjalin silaturahmi dengan mereka. Mungkin yang biasanya jarang ketemu karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing di setiap harinya, melalui pasar takjil dadakan ini kita bisa berjumpa setiap sore saat jalan-jalan di pasar dadakan sambil ngabuburit. Tak hanya bersilaturahmi dengan para pedagang yang juga tetangga kita, di pasar takjil kita bisa bertemu dengan sesama pembeli yang juga tetangga kita. Moment inilah waktu yang baik untuk kita saling menyapa, menanyakan kabar dan saling bersilaturahmi.

Ketiga, mengetahui bakat memasak tetangga. Nah biasanya di pasar dadakan ini mereka menjual hasil masakan sendiri karena untungnya lebih banyak daripada menjualkan masakan orang lain. Selain itu jika menjualkan punya orang lain harus stok cukup banyak atau ada minimal pemesanan dan biasanya hal ini dilakukan oleh pedagang pasar rutinan bukan yang dadakan seperti takjil ini. Dengan begitu saat kita membeli takjil, kita juga akan tahu bakat memasak yang dimiliki tetangga kita. Siapa tahu suatu saat kita butuh pesanan makanan untuk hajatan misalnya, kita tak perlu beli di catering atau rumah makan. Kita bisa pesan di tetangga yang dulu pernah jualan takjil, mungkin kita akan mendapat harga yang lebih murah bukan dan rasanya juga sudah terbukti.

Keempat, lokasi pasar yang lebih dekat dengan rumah. Nah ini keuntungan selanjutnya dimana lokasi pasar takjil tidak terlalu jauh, sehingga kita tak perlu membuang waktu yang banyak untuk perjalanan. Setelah membeli pun kita bisa langsung pulang untuk berbuka di rumah tanpa resiko macet di jalan.

Kelima, tak ada biaya parkir. Biasanya pasar dadakan yang diadakan oleh warga sendiri tidak memungut biaya parker, berbeda dengan pasar takjil besar yang sudah dikoordinir. Lumayan uang dua ribu untuk parker bisa kita belikan takjil bukan ? jika kita hitung satu bulan maka kita bisa menghemat 60.000 dari uang parkir saja.

Bebas parkir di pasar takjil (dok. Wakhid tulus)
Bebas parkir di pasar takjil (dok. Wakhid tulus)
Di lingkungan saya sendiri ada dua pasar takjil yang diadakan oleh warga sekitar. Kedua pasar dadakan ini sama-sama bertempat di jalan Candi kelurahan Karang Besuki Kota Malang, hanya beda RW saja lokasinya. Karena lokasinya yang cukup dekat dengan kontrakan maka hampir setiap hari saya sempatkan untuk mengunjungi pasar takjil dadakan ini. Kadang untuk membeli takjil, kadang juga hanya membeli sayur-sayuran dan bahan lain untuk dimasak di kontrakan.

Intinya jika ingin berbagi rezeki lewat membeli takjil, alangkah baiknya jika kita membeli dari orang-orang di sekitar kita dulu, sehingga kita bisa sekaligus meramaikan dagangan mereka. Pada akhirnya semoga dengan kita memberi bisa meningkatkan perekonomian warga di sekitar lingkungan kita.

Saling berbagi dan membantu, mungkin itulah salah satu hikmah di bulan ramadhan yang bisa kita dapatkan. Selamat menjalankan ibadah puasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun