Moment bulan puasa pasti tak akan dilewatkan oleh banyak orang. Banyak masyarakat yang membuat pasar dadakan untuk menyambut bulan suci ini. Tak heran jika sangat banyak spot lokasi pasar takjil di sekitar kita. Ada yang menggunakan bahu jalan sebagai lokasi berjualan, ada pula yang sengaja menutup akses jalan untuk sepenuhnya dijadikan pasar dadakan. Tentu saja lokasi kedua ini sudah sepertujuan warga sekitar yang juga membuka stand berjualan di tempat tersebut.
Di Kota Malang sendiri juga mengalami fenomena pasar dadakan di bulan Ramadhan. Hampir setiap RT/RW memiliki tempat pasar dadakan yang menjual aneka takjil sendiri. Hal ini memang sangat memudahkan warga lain yang sedang berpuasa, dimana mereka tak perlu susah payah menyiapkan menu berbuka. Tak hanya itu, banyaknya mahasiswa yang tinggal di sini membuat geliat pasar dadakan lebih ramai. Bagaimana tidak, para mahasiswa inilah pembeli yang paling ditunggu-tunggu pedagang, karena kebanyakan mereka memang suka njajan.
Memang banyak lokasi yang menyediakan stand takjil yang lengkap dan banyak pedagangnya, salah satunya berada di sepanjang jalan Seohat (Sukarno-Hatta) dan beberapa lokasi di Kota Malang. Namun bagi saya, pasar tarjil dadakan yang perlu rutin kita kunjungi adalah pasar yang berada di sekitar rumah kita. Setidaknya saya punya lima alasan kenapa lebih baik memilih pasar dadakan di lingkungan sendiri daripada lokasi lain walaupun soal kelengkapan masih ada yang kurang. Berikut lima alasannya:
Pertama, meningkatkan ekonomi warga sekitar. Dengan berbelanja di pasar takjil dekat rumah kita bisa meningkatkan ekonomi para tetangga. Karena memang merekalah yang berjualan di stand pasar tersebut. Semakin sering kita berbelanja di pasar tersebut, maka semakin sejahteralah para pedagangnya yang notabene masih tetangga kita.
Ketiga, mengetahui bakat memasak tetangga. Nah biasanya di pasar dadakan ini mereka menjual hasil masakan sendiri karena untungnya lebih banyak daripada menjualkan masakan orang lain. Selain itu jika menjualkan punya orang lain harus stok cukup banyak atau ada minimal pemesanan dan biasanya hal ini dilakukan oleh pedagang pasar rutinan bukan yang dadakan seperti takjil ini. Dengan begitu saat kita membeli takjil, kita juga akan tahu bakat memasak yang dimiliki tetangga kita. Siapa tahu suatu saat kita butuh pesanan makanan untuk hajatan misalnya, kita tak perlu beli di catering atau rumah makan. Kita bisa pesan di tetangga yang dulu pernah jualan takjil, mungkin kita akan mendapat harga yang lebih murah bukan dan rasanya juga sudah terbukti.
Keempat, lokasi pasar yang lebih dekat dengan rumah. Nah ini keuntungan selanjutnya dimana lokasi pasar takjil tidak terlalu jauh, sehingga kita tak perlu membuang waktu yang banyak untuk perjalanan. Setelah membeli pun kita bisa langsung pulang untuk berbuka di rumah tanpa resiko macet di jalan.
Kelima, tak ada biaya parkir. Biasanya pasar dadakan yang diadakan oleh warga sendiri tidak memungut biaya parker, berbeda dengan pasar takjil besar yang sudah dikoordinir. Lumayan uang dua ribu untuk parker bisa kita belikan takjil bukan ? jika kita hitung satu bulan maka kita bisa menghemat 60.000 dari uang parkir saja.
Intinya jika ingin berbagi rezeki lewat membeli takjil, alangkah baiknya jika kita membeli dari orang-orang di sekitar kita dulu, sehingga kita bisa sekaligus meramaikan dagangan mereka. Pada akhirnya semoga dengan kita memberi bisa meningkatkan perekonomian warga di sekitar lingkungan kita.
Saling berbagi dan membantu, mungkin itulah salah satu hikmah di bulan ramadhan yang bisa kita dapatkan. Selamat menjalankan ibadah puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H