Mohon tunggu...
Hami San
Hami San Mohon Tunggu... -

I tore myself away from the safe comfort of certainties through my love for truth — and truth rewarded me (Simone De Beauvoir).

Selanjutnya

Tutup

Politik

TPI = Televisi Penggoblokan Indonesia

25 Agustus 2010   14:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:43 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

nama aslinya Televisi Pendidikan Indonesia pada waktu pertama didirikan dan mempunyai cita-cita luhur untuk menjadi media edukasi bagi anak-anak negeri...wuihhhh gemetar dengarnya.

tapi itu duluuuu sekalee....

kala otak kecilku belum lupa tingkah laku Malaysia di blok Ambalat dan berbagai kasus pelecehan negeri ini oleh negara adidaya ini (dilihat dari Indonesianya era SBY lho), tiba-tiba suatu hari di tahun 2009 mata saya gak percaya apa yang saya lihat kala jari saya melakukan surfing channel TV.

sebuah lakon dua anak gundul berbahasa planet (tapi mirip bahasa ibu kita hahaha) berbincang melucu dan membuat mata ku terbelalak. Oalah gundul dua ini tho yang dibicarakan oleh teman anak-anakku. darahku mbludhak (ini bahasa perancis kuno yg artinya tumpah). Inikah si Upin dan Ipin yang dinikmati kelucuannya oleh tua muda dan setiap detik penayangannya mendatangkan uang bagi TPI dan ujungnya membuat si produser dari negeri adidaya Malaysia (menurut pak SBY dan teamnya lho) bisa terkekeh kekeh sambil minum teh dan menghitung untung.

segera aku pencet channel lain dan complaint keras anakku bersautan bagai pantun tak berirama. satu kata saya lontarkan:

"TIDAK ADA UPIN DAN IPIN..SAMPAI KAPANPUN. KALIAN BOLEH MAIN PS SAMPAI PAGI TAPI TIDAK BOLEH NONTON INI. INI FILM BODOH DAN DIBUAT OLEH NEGARA BODOH TITIK"  Jurus membolehkan main PS ternyata ampuh.

Sambil beringsut, anakku menyahut:

"Papa gak suka Malaysia karena Ambalat ya pa?"

Gubrakkk...antara kaget takjub, aku berakhir bangga pada anakku yang masih duduk di kelas V SD ini. Aku bangga karena anakku yang tidak suka berita politik ternyata tidak menderita Short Memmory Loss seperti para orang dewasa di negeri ini. Bagus nak!

Masih ingat di benak kita lautan (hiperbola nih) manusia Indonesia yang berdemo dan berteriak ingin jihad untuk berperang di perbatasan Indonesia Malaysia. mereka teriak boikot produk-produk malaysia dan minta pemerintah putus hubungan diplomatik..alamakkkk heroik sekali, ati-ati itu urat nadi kantong babe-babe bisa pedhot semua lho.

Itu duluuuuuu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun