The Great Teacher memberikan pengetahuan seputar virus ini, mengajarkan keterampilan bagaimana melakukan prokes, memberikan motivasi agar tidak terpuruk. Lebih dari itu, ia menginsipirasi siswa agar menjadi relawan meski ia sendiri terpuruk. Mendorong mereka untuk memberdayakan para korban meski keluarganya sendiri terdampak. Menyemangati kolega guru untuk tetap melayani siswa meski ia sendiri harus membenahi rumah tangganya.
The Great Teacher menjadikan Pandemi Covid-19 justru untuk menginspirasi siswa bahwa manusia adalah perwakilan Allah di muka bumi. Dengan akalnya ia harus mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk menaklukan virus itu. Covid-19 hadir bukan untuk melemahkan, tapi justru harusnya membuat kita lebih kuat dan tangguh.
Karena Great Teacher, siswa memutuskan:
Aku bisa bersikap untuk hidup lebih sehat, bukan meratapi taqdir jadi korban Covid-19.
Aku bisa putuskan bertobat, bukan mengeluh betapa susahnya hidup karena virus ini.
Aku bisa lebih kreatif dalam pembelajaran, bukan menunjukkan ketidakberdayaan.
Aku bisa angkuh terhadp Covid-19 sambil tunduk kepada Allah agar diberi kekuatan.
Kita adalah petarung, tidak tunduk pada apapun yang jadi masalah, sambil tunduk kepada Allah SWT. "Aku bukan produk dari lingkungan. Tapi aku adalah produk dari keputusanku sendiri". Begitu kata Stephen Covey.
Terima kasih William Arthur Ward yang mengajarkan perbedaan jenis guru:
The mediocre teacher tells.
The good teacher explains.