Mohon tunggu...
Wadidaw
Wadidaw Mohon Tunggu... Penulis - Seorang yang peduli akan kisah

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

1999-Kisah Anak STM (Part 1-2)

27 Juli 2020   15:36 Diperbarui: 27 Juli 2020   15:26 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Ini apa Dul?" Kata gue ke Adul.

 "Biasa, ada yang kena, jadi kita iuran, serah lo mau kasih berapa," ucap Adul.

 "Oh..," gumam gue sambil merogoh seribuan yang langsung gue masukin keresek hitam yang lagi keliling.

 "Lo boleh ikut Jing, pulang sekolah kita ke rumah si Kadut sekalian  ketemu emaknya, buat yang berani aja,"  kata si Topi Baseball setengah  teriak.

 Desas desus mengatakan bahwa si Kadut terkena sabetan gir di paha,  membuatnya harus mendapat 12 jahitan. Karena lukanya dalam dan  memanjang. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu kemarin, murid baru memang  libur tapi senior diharuskan masuk untuk mengambil selebaran denah kelas  dan surat teguran buat yang mangkak bayaran SPP. Pulangnya basis Rebo  bertemu dengan STM Adhi, sekolah swasta yang kadang rival kadang kawan.  Hari itu menjadi rival karena si Topi Baseball jauh sebelum libur  kenaikan kelas memukul salah satu murid STM Adhi pakai conblok sehingga  koma. Alasannya mereka di kepruk duluan pakai gelas dan botol saos kala  lagi nongkrong di warkop, salah sasaran katanya, namun pertikaian sudah  pecah.

 STM Adhi berjumlah 20 orang kali itu, sedangkan STM N 600 hanya 8 orang  kala itu, ya, sejumlah orang yang masuk ke kelas kami. Si Topi Baseball  menjadi pemimpin di basis Rebo, berfungsi sebagai mediator sekaligus  eksekutor. Dipilih berdasarkan keberanian dan kenekatan. Anggotanya  sebenarnya banyak, ialah murid-murid yang berdomisili sepanjang rute  sekolah sampai Rebo, atau transit di sana lanjut ke rumah masing-masing.  Dikenal cukup danger jalurnya, sebagai jalur Gaza karena sering terjadi  tawuran, melintasi sekitar 8 sekolah yang kadang rival kadang kawan  tergantung situasi.

 "Gue juga ikut basis Rebo, mulai hari ini sih. Benda wajib nya kalau  ngikut tuh bawa gesper gir," Kata Sani, kawan sekelas gue yang tak sadar  tenyata memakai topi baseball juga. Setelah diperhatikan berbordir  tulisan besar X 600 dengan tulisan kecil Rebo Base dibawahnya.

 Ya X 600 jadi nama lain STM N 600. Semacam nama panggung di kancah  jalanan. Masing-masing sekolah punya nama jalanan, terutama STM yang  doyan aksi.

 "Lo ikut San ke rumahnya si Kadut?," tanya gue ke Sani.

 "Buat basis gue hitungannya wajib Za, STM lain udah dikontak juga kita  mau jalan. Bagi yang mau gabung silahkan, bagi yang mau ribut tahan  dulu, si Elik yang ngomong gitu, " kata Sani.

 Si Elik, nama sosok bertopi Baseball itu rupanya. Anak kelas 2 Gambar X,  nama yang sama namun berbeda tingkatan. Anggota basis Rebo pimpinannya  bukan berarti sekelas, buktinya anak Mesin banyak ikut karena  berdasarkan wilayah tempat mereka pulang. Sekolah kami ada 3 jurusan,  Gambar Bangunan, Teknis Mesin serta Perkayuan. Yang terakhir disebut  merupakan jurusan aneh sebenarnya, tapi jangan salah kelak lulusannya  mampu mandiri di bidang interior dan teknik furniture.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun