Mohon tunggu...
Wadidaw
Wadidaw Mohon Tunggu... Penulis - Seorang yang peduli akan kisah

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

1999-Kisah Anak STM (Part 1-2)

27 Juli 2020   15:36 Diperbarui: 27 Juli 2020   15:26 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Satu  kelas gue berjumlah 34 orang murid, semua laki-laki, ternyata ada tiga  murid perempuan dan semua masuk kelas Gambar Bangunan Z. Kenapa pula  tidak berbagi dengan kelas gue, entahlah. Sekitar 80% muka murid GBX,  singkatan kelas kami Gambar Bangunan X, berwujud masam dan muka bangsat.  Sisanya wajah dungu, imut tapi tetap bvst. Kami saling berkenalan  dengan gaya masing-masing.

 "Nama lo siapa? Gue Adul, anak juragan tanah kampung samping," yang bernama Adul memulai.

 "Gue Reza, tinggal di Bogor," gue membalas sapa.

 "Njing, basis danger kayaknya lo, berangkat sama siapa?," kata Adul.  Ungkapan basis merupakan gerombolan murid yang berangkat bersama, suka  bersama dan duka bersama, tercipta dari wilayah nama keberangkatan.

 "Gue sendiri, belom ada kawan," kata gue.

 "Lo kayaknya perdana Za, lo bisa buat basis sendiri nantinya, yang ke  wilayah lo itu gak ada. Kayaknya tahun ini ada beberapa tapi kagak sampe  mentok juga kayak rumah lo, kuasain aja dan itu bakal jadi daya tawar  lo sama ajg disini," ujar Adul menyerocos.

 "Bisa jadi, kita liat aja nanti soalnya kan baru pertama Dul. Oh ya, salam kenal buat kalian yang lain," kata gue menyambut.

 Lanjut diikuti kawan lain, gue saling berkenalan dan bersumpah  bersaudara. Ternyata ungkapan tulisan diatas meja itu betul, ini adalah  kawan dan saudara gue sampai lulus nanti, gak akan berubah selamanya.  Dari yang gue denger, semua punya basis. Mereka ikut instruksi senior  yang menjadi pimpinan, kapan jam berkumpul, naik apa dan termasuk  bagimana cara melawan jika ada sekolah lain yang mengajak tawuran.  Ajigile, ini baru ospek.

Bruaakk

 Suara pintu ditendang membuat murid 1 GBX serempak berdiri. Nampak delapan  orang bertampang masam masuk, didepan mereka maju sosok bertopi  baseball dengan jaket senada warna putih krem. Di belakang yang paling  terlihat, si tinggi besar dengan bekas luka jahitan di dagu menilik  tajam. Lainnya kurang lebih bertampang sama dengan pakaian lusuh,  kecuali sosok berambut ikal disebelah topi baseball yang memakai  tongkat. Terlihat terluka karena berjalan tertatih, namun sepertinya  lukanya tertutup celana abu.

 "Kolekan Njing, anak kelas 2 Mesin R kena kemarin sabtu di Rebo, berapa  aja serah lo. Ini bocahnya, duitnya buat berobat dan beliin martabak  emaknya," ujar si Topi Baseball disusul langkah si tubuh besar  berkeliling mengumpulkan uang dari kresek hitam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun