Mohon tunggu...
Wadidaw
Wadidaw Mohon Tunggu... Penulis - Seorang yang peduli akan kisah

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

1999-Kisah Anak STM (Part 1-2)

27 Juli 2020   15:36 Diperbarui: 27 Juli 2020   15:26 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

 "Baju dirapihkan dulu bgst!" Suara sosok bertubuh gempal menggelegar, memakai setelan olahraga dan kalung stopwatch.

 Murid bersiap masuk, mematikan rokoknya, yang masih panjang dipuntungkan dan kembali masuk saku, sayang barangkali.

 "Sebentar pak, hoeeek....cuiihh," murid yang tak kalah gempal asik  meludah sambil merapihkan seragam, nampak sebelah depan saja yang masuk,  belakangan ngamplah. Gila lo, ujar gue dalam hati, tapi itu fakta dia  meludah di depan sosok gempal berbaju olahraga itu dan gak ada ekspresi  marah pula.

 Ternyata tak ada sanksi terkait tidak ikut upacara, seperti yang gue  khawatirkan diawal. Nyatanya, lo hanya perlu menunggu diluar karena  terlambat! Ajg! Tapi diluar itu semua dicatat, entah untuk apa yang  pasti gue lihat murid-murid menulis gak jelas dan gak kebaca siapa nama  mereka plus tanda tangannya, sedangkan gue menulis jelas nama kelas dan  tanda tangan. Diatasnya tertulis Catatan Guru Agama SMK N 600 Jakarta,  entah apa hubungannya, gue liat nanti aja lah.

 "Reza, kelas 1 gambar bangunan X, kamu ikut saya," suara tegas sosok  tinggi kurus berkumis tipis membuat gue mengikuti langkahnya. 

Ohya,  Nama gue Reza Aksara, murid baru di sekolah aneh ini, sekolah negeri  yang jadi incaran banyak murid dan orang tua. Gue tinggal di luar Kota  Jakarta, tepatnya di wilayah Bogor. Tak ada kawan untuk berangkat  bersama, karena rata-rata temen gue memilih sekolah yang gak jauh dari  rumah.

 "Kamu gak ikut upacara?" Ungkapnya sambil berjalan di lorong.

 "Iya pak," gue menjawab.

 "Nama saya Ngoyo, saya guru fisika sekaligus wali kelas kamu, ini ruang  kelas kamu, nanti saya kembali lagi, saya masih cari siapa aja yang  telat. Kalau mereka nyasar bahaya," ujarnya.

 Oh, ternyata dia wali kelas dan ini kelas gue, jurusan Gambar Bangunan  X. Entah mengapa rajin mencari murid yang terlambat dan mengantarnya dan  apa maksudnya nyasar berbahaya. Tatapan akrab mengular, beberapa sudah  saling kenal dan beberapa masih asing. Gue melenggang memilih bangku  dengan jendela disisi kiri. Meja yang gue lihat penuh coretan rumus  fisika dan kimia, lainnya entah rumus apa, sisi lain tertulis kalimat :  Hei anjing, apa yang lo liat hari ini adalah kawan lo selamanya!. Riuh  suara di luar memaksa gue menengok jendela, ternyata gerombolan murid  masih banyak dan baru datang. Ajg nih!

Part 2 : Basis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun