Dalam mendampingi, orang tua dapat berada di sisinya dengan menunjukkan sikap tenang dengan empati atau memberikan pelukan jika diperlukan dan mengkonfirmasi perasannya untuk membantunya mengenali emosi yang dirasakan.
 Memberikan Batasan
Apakah kita sebagai orang tua terbiasa memberikan apa yang anak inginkan pada saat anak menangis atau marah agar menghindari anak menunjukkan sikap tantrum? Apabila ya, para orang tua harus berhati-hati karena hal tersebut dapat menjadi pola kebiasaan yang menyebabkan anak tantrum berulang.Â
Sebagai alternatif, pada saat anak sudah tenang dan merasa nyaman, orang tua dapat mengajak anak bercerita tentang emosi negatif yang dirasakan dan sebab munculnya perasaan tersebut sehingga orang tua dan anak dapat membuat batasan bersama agar kebiasaan tantrum tidak berlarut-larut.
Hubungan orang tua dan anak yang dimaknai sebagai hubungan hangat dan penuh cinta serta penerimaan tanpa syarat akan membawa anak kepada penyesuaian perkembangan yang baik di masa yang akan datang.Â
Orang tua sebagai teladan utama sebelum anak berinteraksi dengan dunia sekitarnya perlu terlebih dahulu menyelesaikan emosi negatifnya agar anak dapat mengembangkan pengendalian emosi yang tepat.
REFERENSI BACAAN
- Hurlock, Elizabeth B. 1990. Psikologi Perkembangan : suatu pendekatan dalam suatu rentang kehidupan. Jakarta : Erlangga.
- Khusniyah, N.L. 2018. Peran orang tua sebagai pembentukan emosional sosial anak. Qawwam vol 11 (2).
- Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktori Jenderal Pendidikan Tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H