Kling..kling..kling
Adukan sendok mbah Kimin menyeduh kopi menyela pembicaraan.
"Sedangkan pak Kades itu kalem dan cerdas. Sabar. Itu bagaikan tanah, den. Jadi kalau tanah dilempari kotoran sapi, ya bakalan semakin subur."
"Lha, tambah bingung aku mbah"
"Hahaha... Â Ya ya ya. Nanti ada saatnya kamu paham den."
**
Mastur. Dia pelanggan kopi yang diceramahi mbah Kimin pagi tadi.
Di depan Kantor Desa dilihatnya beberapa belas orang bersorak membawa karton bertuliskan turunkan kades bego, copot kades tak becus. Semacam itu.
Menjelang siang ini ia baru paham pembicaraannya dengan mbah Kimin.
Sialnya, justru kepahaman itu membuatnya bimbang bingung bengong.
Mastur yang seorang jurnalis yunior ini dititahkan pimpinan redaksi untuk menulis artikel berita dengan frame mengorek kebodohan pak Kades Muncar. Bahkan menjelek-jelekkannya di artikel disebut sunnah oleh pimrednya.
Di dalam hati, ia tidak mau ikut-ikut menjadi pelempar kotoran sapi.