Padahal bahagia sederhana saja
Namun, belukar berduri tumbuh subur di pikiranmu
Mencabik suka cita dalam halusinasi
Berkelana hanya penenang sesaat
Semestinya telaga tuk menimba pengalaman
Karena akar belukar kau pupuk di imajinasi bawah sadar
Halaman demi halaman
Kitab per kitab
Terlahap tanpa sisa
Seperti jejak kaki yang tersapu ombak, tiada berbekas
Sepertinya akar belukar mencengkeram
Kesadaran hanya dahan tua yang mulai melapuk
Tersisih dan perlahan menghilang
***
Sesekali ada mata air
Membasuh setiap luka yang belum mengering
Hening dan berpendar
Merembes kedalam celah-celah gelap hatimu
Kaupun mulai tersenyum
***
Cuitan *kecial kuning, Â dengarlah
Saat subuh berangsur duha
Ia membisikan rahasia bahagia
Dengar sembari hirup udara segar
Pastikan kau tegar
Ketika kokohnya semak belukar mulai roboh oleh kesadaranmu
Bahagia ada di kedalaman hatimu
Adalah rasa
Seiring perputaran roda waktu
Tersingkap oleh kesyukuran
Kemauan untuk ridha pada skenario Ilahi
Kekuatan dalam kesabaran
Kokoh tanpa mau menyerah
Melebur dalam harmonisasi jiwa
(*Kecial kuning : sebutan untuk burung kacamata dalam bahasa sasak di Lombok)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI