namun persinggahlah sedetik waktu menemui Engkau
memandang-Mu, sungguh Tuhanku paling azali.
Dan juga terbaca pada puisi "Malam Tahajjud" pada bait-bait berikut:
Akan kutuai sebilah kerinduan mencumbui malam
Pada lorong sunyi antara kerimbunan air mata dan kelakar buta,
Berharap sebutir embun jatuh dari pangkuan langit
Saat jiwa menjadi diri paling nista.
Kubakar mimpi-mimpi bertualang dengan asma-Mu
bila Kau sudi terima aku sebagai hamba paling dina
antara para abdi.
Bila telah Kautulis aku pemilik paling nista
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!