Untuk membudayakan menulis, memang harus ada dorongan dalam diri kita yang saya sebut spiritual literasi. Seorang guru hanya melakukan transfer ilmu (knowled), selebihnya muridlah yang berlatih. Apalagi murid ingin dinyatakan lulus oleh sang guru, maka perbanyaklah berlatih. Tidak ada metode yang canggih, kecuali berlatih dan membiasakan diri dalam berbuat kebaikan. Â Â Â
Tokoh pres, Dahlan Iskan, menyatakan tidak ada keberhasilan yang tidak dilalui dengan kerja keras dan proses. Menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam diri kita perlu latihan, termasuk untuk mencapai predikat ketaqwaan dan ihlas. Proses itu adalah cara Allah agar manusia tidak sombong dan tidak syirik dalam mencapai keberhasilan.
Masih kata Dahlan iskan, seseorang yang terjun dalam dunia jurnalistik atau literasi harus mengenal rukun iman. Pertama, dia harus memegang teguh dan yakin bahwa pekerjaan literasi akan membuahkan hasil (profit). Kedua, setiap kali ada ide dan peristiwa yang layak ditulis, maka harus segera ditulis. Ketiga, semua orang punya ide, tetapi sedikit yang bisa ditransfer menjadi tulisan. Keempat, memilah tulisan literasi, semisal artikel untuk buku, artikel fiksi, artikel humor dan lainnya. Kelima, penggiat literasi harus mengedepankan transfer knowled. Kita harus memperbanyak generasi yang bisa menulis untuk hal-hal yang baik. fastabil khairat. (@)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H