Mohon tunggu...
Hamdan Hamado
Hamdan Hamado Mohon Tunggu... Buruh - Pelajar

Pemuda Biasa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Situs Lapangan Udara Baroe (Baroe Airfield) dan Potensi Wisata di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara

21 November 2018   05:14 Diperbarui: 25 November 2018   16:19 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bentuk 3D Bunker di Situs Baroe Airfield. Dibuat Oleh: Hamdan Hamado

Tinggalan Bangunan Bunker Jepang. Sumber: Hamdan Hamado
Tinggalan Bangunan Bunker Jepang. Sumber: Hamdan Hamado
Bentuk 3D Bunker di Situs Baroe Airfield. Dibuat Oleh: Hamdan Hamado
Bentuk 3D Bunker di Situs Baroe Airfield. Dibuat Oleh: Hamdan Hamado
Sementara itu meriam yang terdapat di kawasan tersebut terbuat dari besi yang berwarna coklat, berbentuk tabung serta memiliki panjang 220 cm dengan diameter lubang 69 cm. Meriam ini memiliki 2 roda yang berdiameter 139 cm dengan tebal roda 48 cm. di tengah-tengah lubang meriam, terdapat banyak lubang-lubang kecil berbentuk lingkaran dengan diameter 5 cm. (BPCB Makassar, 2012: 150). Kondisi meriam ini masih cukup baik, hanya saja hampir di seluruh badan meriam ini terdapat coretan-coretan yang ditulis dengan menggunakan cat, spidol maupun piloks (pylox).

Bekas Senjata Meriam Jepang. Sumber: Hamdan Hamado
Bekas Senjata Meriam Jepang. Sumber: Hamdan Hamado
Benteng tanah dalam kawasan bekas lapangan udara ini berupa struktur benteng yang terbuat dari gundukan tanah yang sengaja di tinggikan. Dalam laporan penelitian Balai Arkeologi (BALAR) Makassar pada tahun 2012, menyebutkan bahwa benteng-benteng tanah ini dikenal dengan nama Benteng Pajongang oleh masyarakat setempat dan berjumlah 12 buah serta berbentuk setengah lingkaran (BALAR Makassar, 2012: 148). 

Sementara itu, berdasarkan hasil penelesuran (survei) yang dilakukan penulis, ternyata benteng-benteng tanah ini tidak hanya berjumlah 12 buah, akan tetapi berjumlah 21 buah dengan letak, ukuran, dan arah hadap yang berbeda-beda. Dalam dunia militer benteng tanah ini biasa dikenal dengan istilah revetment. 

Karena letaknya yang beroasiasi dengan bekas lapangan udara militer Jepang, maka menurut hemat penulis keberadaan revetment-revetment tersebut sebagian besar merupakan revetment pesawat yang dibangun Jepang pada masa Perang Dunia II atau Perang Pasifik.

Revetment pesawat dalam dunia militer didefinisikan sebagai area parkir satu pesawat atau lebih yang dikelilingi oleh dinding penahan ledakan dari tiga sisi. Dinding revetment berfungsi melindungi badan pesawat dari bahaya ledakan pesawat lain yang terjadi di sekitarnya ataupun bahaya ledakan bom yang dijatuhkan dan efek tembakan peluru (Hamado, 2018: 107).

Salah Satu Revetmen Pesawat di Situs Baroe Airfield. Sumber: Hamdan Hamado
Salah Satu Revetmen Pesawat di Situs Baroe Airfield. Sumber: Hamdan Hamado
Terkait dengan keberadaan sejumlah tinggalan masa Perang Dunia II berupa bekas lapangan udara militer yang dibangun Jepang tersebut, maka dapat dikatakan bahwa posisi Kabupaten Bombana memegang peranan yang penting bagi Jepang pada masa lalu yakni pada masa Perang Pasifik. 

Entah peranan penting seperti apa yang menjadi tujuan utama Jepang membangunan lapangan udara di daerah tersebut, akan tetapi yang perlu diketahui di sini bahwa Jepang memilih Bombana sebagai salah satu lokasi dibangunannya sarana dan prasarana militernya, karena daerah tersebut dianggap strategis secara militer. 

Hal lain yang perlu juga di ketahui bahwa selain tinggalan lapangan udara tersebut, di beberapa daerah lain di kabupaten Bombana juga memiliki sejumlah peninggalan- peninggalan lain dari masa lalu. Beberapa yang bisa disebutkan di sini adalah situs Gua Jepang atau Terowongan Bawah Tanah, situs Istana Rahawatu di Kecamatan Rarowatu, dan situs Makam Sangia Dowo di Kecamatan Poleang Utara, Kabupaten Bombana.

Dari beberapa tinggalan-tinggalan masa lalu (tinggalan arkelogis) tersebut semakin mengokohkan kabupaten Bombana sebagai salah satu wilayah yang memiliki potensi baik potensi dari segi tinggalan arkeologis serta potensi dari segi kekayaan budaya dan adat istiadat. 

Jika ditilik lebih seksama, maka potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang bisa menunjang roda perekonomian kabupaten Bombana itu sendiri.

Sebagai contoh misalkan, dengan keberadaan sejumlah tinggalan arkeologis berupa bekas lapangan udara militer Jepang yang di dalamnya mengandung beberapa bangunan pertahanan militer dan sejumlah tinggalan arkeologis lainnya, dapat dikembangan menjadi salah satu objek wisata yakni objek wisata sejarah atau wisata budaya di kabupaten tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun