Dari segi arsitekturnya, masjid ini terdiri dari perpaduan budaya Jawa, Cina, dan Eropa. Atap bangunan utama masjid ini yang bertumpuk 5 mirip seperti bangunan pagoda di Tiongkok yang merupakan karya arsitek Tionghoa bernama Tjek Ban Tjut. Masjid ini juga memiliki paviliun tambahan 2 lantai yang terletak di sisi selatan masjid dengan arsitektur Belanda Kuno karya arsitek Belanda Hendick Lucasz Cardeel.
Menara yang menjadi ciri khas masjid ini memiliki tinggi 23 M dan diameter di bawahnya 10 M juga merupakan karya Hendick Lucasz Cardeel. Bangunan yang lebih mirip mercusuar ini dulunya berfungsi sebagai tempat seorang muadzin mengumandangkan azan apabila waktu shalat telah masuk.
Kini, Masjid Agung Banten sedang bersolek. Saat masuk ke dalam lingkungan masjid ini, tepatnya di depan menara masjid, telah banyak dibangun payung-payung peneduh layaknya seperti Masjid Nabawi di Kota Madinah. Payung-payung ini menambah indah pemandangan masjid sehingga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung.
So, kapan kamu akan berkunjung ke Masjid Agung Banten?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H